Warta Paroki

TOURNEY KE WILAYAH JOMBANDOGA PAROKI SANTO YOHANES PEMBAPTIS BILAI

Pastor Paroki: “Harus Memiliki Semangat Seperti Tanjakan Dan Membentuk Kekuatan Seperti Tingginya Gunung Sologo".

KEUSKUPANTIMIKA.ORG – Wilayah Jombandoga adalah wilayah yang paling jauh, letaknya sekitar 30 Km dari pusat Paroki Santo Yohanes Pembabtis Bilai. Wilayah ini terdiri dari lima (V) Stase: Stase Pogapa, Stase Betapa, Stase Malogai, Stase Wayagepa dan Stase Endapa. Tiga Stase yang terakhir terletak di wilayah Jombandoga, sementara dua Stase selanjutnya hanya sekitar 2 Km jauhnya.

Pastor Paroki, P. Silvester Ekowaagaibi Dogomo, Pr, ketua Dewan Wilayah tiga (III), Marthen Selegani dan ketua Badan Pengurus Gereja Setempat (BPGS) Stase Pogapa, Salmon Bagubau melakukan Tourney ke Wilayah Jombandoga mulai 15 Desember 2023.

Pastor Paroki mengakui bahwa setelah menyelesaikan semua kepengurusan yang berkaitan dengan Paroki Santo Petrus Mbugulo dan Paroki Santo Yohanes Pembabtis Bilai, beliau menuju ke Bilai. Seusai tiba di Pastoran Santo Yohanes Pembabtis Bilai, ia bersama kedua anggota timnya menuju ke Wilayah Jombandoga.

Saya lewat tanjakan ini sebanyak tiga kali. Dua kali saat saya menjalani Tahun Diakonat di Paroki Bilai. Kali ini yang ketiga.” tuturnya.

Ia mengatakan bahwa mereka melanjutkan perjalanan setiap hari tanpa berhenti, “Kami melakukan perjalanan tanpa henti selama empat hari: hari Jumat kami menuju ke Stase Santo Matius Malogai. Hari Sabtu kami menuju ke Stase Santo Petrus Wayagepa. Di sana kami memulai pendalaman iman pada sore hari, lanjut dengan cerdas cermat pada malam hari dengan mengandalkan terang senter dan senter handphone.

Kedua timnya menmbenarkannya, “Benar. Kami jalan terus sepanjang empat hari hanya malam yang kami istirahat. Dan dalam kegiatan cerdas cermat dihadiri juga oleh dua Gereja GKII (Kristen Injili di Indonesia), yaitu Gereja Kobae dan Pegeasiga maka dalam pendalaman itu diberikan juga tentang pengetahuan Agama secara umum”.

Ia menjelaskan bahwa setelah kedua rangkaian kegiatan selesai, besok paginya mereka merayakan hari minggu Adven ke-III. Dalam homilihnya, Pastor Paroki menegaskan tentang bagaimana pendidikan di dalam budaya, Gereja, dan Pemerintah dihidupkan dan ditingkatkan. Ia beri penjelasan bahwa: “Dalam Budaya ada pendidikan tersendiri yang membentuk manusia menjadi orang yang memiliki budayanya sendiri, misalnya orang Moni/Migani, agar memiliki identitas dan jati diri sebagai orang Moni/Migani. Demikian juga dengan dalam hal Gereja dan Pemerintah.

Lanjut dia, “Misalnya Gereja: Ketika para Pewarta dari masing-masing Stase memberikan Sakramen kepada umat dan itu tidak melalui proses, yakni tidak melalui pembinaan maka dosanya pewarta yang bersangkutan yang tanggung. Seperti Sakramen Perkawinan: orang yang sudah menerima Sakramen Perkawinan tetapi lirik sana sini lalu kawin lagi.”

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa penerimaan semua Sakramen harus melalui pembinaan karena sebelumnya, telah ditemukannya bahwa Sakramen diberikan dan diiyakan oleh pewarta dengan alasan hubungan keluarga, persaudaraan, persahabatan. Maka pada moment minggu “sukacita” karena Yesus Kristus, Sang Penyelamat akan lahir, Pastor Paroki tegas dengan penerimaan Sakramen agar mereka yang menerima Sakramen benar-benar menjadi orang Katolik.

Pastor bersama kedua anggota Tim lainnya melanjutkan perjalanan ke Pusat Paroki pada pada pukul 14.00. Mereka lewat Gunung Sologo. Gunung Sologo adalah Gunung yang paling tinggi dengan jarak 6 Km. Gunung ini pun memiliki banyak jurang yang paling dalam dan tanjakan yang tajam.

Tampak Gunung Sologo dari jauh

Dalam perjalanan dengan situasi yang demikian, Pastor Paroki pun harus mengatakan kepada kedua anggota timnya bahwa “Kalau jalan satu-satunya lewat di sini, mereka yang akan berkunjung ke Wilayah Jombandoga harus memiliki semangat seperti tanjakan dan harus membentuk kekuatan seperti tingginya gunung Sologo”.

Tourney ini berawal ketika pengambilan tema hari minggu bulan Desember dan sekaligus pembagian Tim pendalaman iman pada 30 November 2023. Tim pendalaman ini dibagi menjadi 5 kelompok berdasarkan wilayah (sebenarnya ada 4 tetapi wilayah III: Stase Wayagepa, Stase Malogai dan Stase Endapa <wilayah Jombandoga> serta dua stase lainnya, antara lain Stase Betapa dan Stase Pogapa.). Dibagi menjadi lima tim karena mengingat jarak yang jauh dan medan yang menentang untuk perjalanan ke Jombandoga sehingga satu tim untuk dua stase dan satu tim lagi untuk Wilayah Jombandoga. Sejak saat itu, Pastor Paroki berjanji untuk melaksanakan perjalanan Tourney ke Wilayah Jombandoga pada minggu Adven ke-III dan menepatinya. ***P.SEED.

Keuskupan Timika

Official WEB Keuskupan Timika di kelola oleh Komisi Komunikasi Sosial

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button