Warta Paroki

TEMU MUDA MUDI KATOLIK (MUDIKA) DEKENAT TIGI (Paroki “K3” Damabagata)

MELANGKAH BERSAMA MEMBANGUN GEREJA LOKAL DI DEKANAT

Dalam Kebersamaan, Kepemudaan Dekenat Tigi merangkai rupa-rupa kegiatan dari Paroki ke Paroki mulai dari perlombaan hingga Pembinaan Iman (Rekoleksi) privat dan kolektif

Pengantar

Perkembangan Era Global yang pesat dari waktu ke waktu pada masa kini, turut berpengaruh dan berubah tatanan hidup umat beriman. Maka itu, Perkembangan zaman menuntut setiap orang beriman untuk berjuang keras menghidupkan nilai-nilai iman yang sudah pernah dirayakan pada masa-masa “emas” mereka dalam hidup menggerejanya. Untuk menghidupkan dan memaknai nilai-nilai iman yang sudah didengarkan, resapi dan didalami dalam hidup keseharian menggereja umat perlu ada dorongan dan motivasi yang selalu menyatuhkannya dalam kebersamaan. Karena dimasa ini perlu pendampingan yang serius agar iman akan Sang Ilahi tetap terjaga dan Nampak dalam setiap pribadi sebagai Umat-Nya.

Dari itu, kami Komisi Kepemudaan Dekenat Tigi, bersefakat untuk mengadakan kegiatan yang melibatkan orang banyak agar makna “Sinodal” Berjalan Bersama, dapat terwujud ke akar-akarnya.

  • Melangkah Bersama

Perjumpaan antara satu sama lain ada makna tersendiri. Itulah yang kami alami sejak awal mulai pertemuan-perpertemuan hingga kami boleh merasakan apa arti kebersamaan itu. Bahwa, awalnya kami tidak pernah duga, seperti apakah kegiatan nantinya. Maka itu, perlu menyingkir sedikit waktu, untuk bergumul pertanyaan ini, agar menemukan langka konkrit.

Selain  pergumulan Komisi, kami telah mendekati para senior (Woogaadaaby dan Dekan Tigi) untuk merangcang Pastoral ala Muda-mudi Katolik (Mudika) Dekenat Tigi. Perjumpaan ini membawa satu dukungan dan pandangan pastoral konteks Tigi-Deiyai. Dari pandangan yang telah diperoleh, kami merumuskan suatu kegiatan yang melibatkan banyak orang dengan Agenda Utama, yaitu; Pertama: Pembinaan Iman (Rekoleksi) dan, Kedua; Cari Dana. Metode yang kami jalankan dalam kegiatan ini adalah melibatkan segenap umat tanpa mengelompokkan per-kategorial melainkan berjalan bersama, Sinodal.

Tepat, tanggal 23-25 Juli 2024 adalah penetapan awal Kegiatan Kepemudaan Dekenat Tigi di Paroki Kristus Kebangkitan Kita Damabagata, yang adalah undian Pertama. Pada moment ini kami telah melaksanakan rupa-rupa kegiatan yang bersifat melibatkan Muda-Mudi Dekenat Tigi.

Pembinaan Iman (Misa dan Rekoleksi)

  • Perayaan/Misa Bersama (Pembukaan)

Berdasarkan sekejul kegiatan telah kami rangcang dan tetapkan, yaitu pada pukul 13:00-15:00, adalah Perayaan (Misa) syukur Bersama. Pada Perayaan ini di pimpin oleh Pater Dekan Dekenat Tigi, didampingi Pastor Paroki K3 Damabagata  (Bp. Frans Woogaadaaby) Fr. Juan, Pastor Paroki, St. Yosep Wagomani (Dami Nakapa-Ketua Komkep Dekenat Tigi) dan 2 orang pewarta. Juga dihadiri para Suster yang bertugas di Paroki Kristus Kebangkitan Kita (K3) Damabagata. Dalam kotbahnya, Deken menekankan pentingnya kebersamaan. Sesama, Saudara, teman, dan sahabat kita adalah dia yang sedang bersama kita seperti yang ditegaskan dalam Bacaan Injil yang kita dengar. “Sahabat dan Saudara adalah dia yang mendengarkan Sabda Tuhan, dan melakukannya”. Untuk menjadi Sahabat dan saudara Yesus adalah mendengarkan Sabda Tuhan dan Melakukannya, pesan Yesus kepada Kita semua.

Demikian pula dalam sambutannya, Dekan mengingatkan kembali pentingnya mendengarkan Sabda Tuhan. Juga menyediahkan waktu sedikit untuk berjuma dengan Tuhan secara pribada maupun kelompok, sambungnya.

Sambutan Kedua disampaikan Oleh Pastor Paroki K3 DAMA; Beliau mengingatkan kepada setiap peserta yang hadir untuk selalu bersuka cita dalam kebersamaan. Karena kebersamaan, persaudaraan dan persahabatan selalu membawa nilai-nilai hidup. Kebersamaan yang akan kita jalani selama kegiatan di Paroki ini, senantiasa memperteguh kita untuk melangka dalam kegiatan selanjutnya.

Sambutan ketiga, oleh ketua harian Kom-kep dekenat Tigi (Daniel Bunai), Beliau menekankan bahwa kegiatan awal kita buka di Paroki K3 Damabagata dan akan berakhir di Paroki St. Yosep Wagomani. Selama perjalanan kegiatan, kita jalan bersama dalam satu kekompakan.

 

MUDIKA Menghadapi dan Menanggapi Perkembangan Zaman

Bp. Bertus. Mengawali materinya, beliau membagikan amplop berisi kepada peserta dalam kelompok. Dan diajak buka amplopnya, ternyata berisi kertas yang sudah digunting rapi. Kepada peserta dalam kelompok, beliau mengajak menyusun kembali dan bertanya kepada kelompok yang sudah selesai menyusunnya. Pemateri bertanya “kelompok mana yang sudah selesai susun dan apa gambar sudah disusunnya !??

Ada rupa-rupa nama gambar yang telah disebut peserta dalam kelompok, namun kelompok pertama selesai menyusun gambarnya menjawab “Yesus, Maria dan Yosep”. Bukan hanya itu, tetapi masing-masing kelompok menjawab sesuai gambar yang mereka susun. Tentunya dari perlombaan ini, pemateri memberi gambaran kenyataan yang sedang terjadi di kalangan MUDIKA, yaitu terpotong-potong (gambar) itu menandakan bahwa kurang terlibat dalam kegiatan gereja, jauh dari gereja (pelindung gereja masing-masing), bahkan cuek antara satu sama lain sebagai saudara, sahabat sebagai orang katolik. Namun, kalian (MUDIKA) menuyusn kembali itu, menandakan bahwa mau bersatu dan bangkit kembali membangun gereja dalam konteks MUDIKA di Dekenat, Paroki, Stasi dan Kombas Masing-masing.

Untuk terwujudnya mimpi ini, ada dua hal perlu dibangun di kalangan MUDIKA, yaitu pertama, Pastisipasi dan kedua, Persekutuan. Jika kedua hal ini berjalan, maka akan terwujud rancangan tema kegiatan Temu Muda-mudi katolik di dekenat Tigi, yaitu melangka Bersama membangun gereja local di Dekenat Tigi yang disingkat “Sinodal yang artinya Berjalan bersama.

Oleh Fr. Juan, Secara teliti beliau menjelaskan arti dan makna dari kata “Sinodal”. Sinodal berasal dari bahasa Yunani, yaitu syn artinya sama, dan hodox  artinya berjalan. Maka sinodal berarti Berjalan bersama.

Oleh karena itu, Sinodal dimaksudkan untuk menyatukan umat awam dan klerus dalam suatu gerak yang sama demi perkembangan Gereja di tengah dunia.

MUDIKA ;Berjalan Bersama Membangun Gereja Kini dan Kelak

(Oleh; P. Deken Dekenat Tigi)

 Dekan, awalnya meterinya, ia menjelaskan cara, bentuk dan tahapan rekoleksinya. Oleh karena suasana yang tidak mendukung untuk melaksanakan rekoleksi dalam keheningan, maka Dekan dalam materinya menyampaikan beberapa hal penting yang juga menjadi pegangan dan perioritas bagi Muda-Mudi Dekenat Tigi, adalah sebagai berikut:

  • Pemuda harus berkomitmen, bersatu tampil sebagai nabi, berani bertindak dan menolak yang tidak benar/salah
  • Pemuda melakukan kebenaran dan memohon maaf yang dirasa bersalah
  • Mudika harus kembali ke akarnya sebagai beradat, benar-benar katolik dan bersatu mencabut penyakit social
  • Mudika katolik harus belajar menghargai dan mendengarkan orang
  • Pemuda adalah sebuah gereja Muda. Bangkit berdiri, pergilah jangan menunda-nunda.
  • Berdirilah terguh, berjalan benar sebagai Mudika Katolik.

MUDIKA menggerakkan dan Bangun Emawaa

Bp. F. Woogaadaaby Doo, Beliau, di awal materinya, menjelaskan asal-usul munculnya emaawaa dalam gereja, yaitu pada Muspas II di Paroki Wakeitei pada tahun 2008. Pada Perayaan Pesta Iman tersebut dibahas rupa-rupa hal tentang emaawaa dan owaadaa. Salah satu materi yang pernah dibahas dan direkomendasikan adalah Emaawaa. Pada kesempatan tersebut pernah dirumuskan kriteria-kriteria dalam pembangunan emaawaa disetiap Kombas, stasi dan di Paroki-paroki.

Berakhir dari kisah gembira yang disampaikan, Pemateri melanjutkan dengan menjelaskan jumlah emaawaa yang di dekenat Tigi, yaitu 186 buah yang tersebar wilayah pastoral dekenat tigi mulai dari Kombas hingga paroki-paroki, tidak terhitung dengan yang belum terdata, yakni yang baru dimekarkan kombas maupun stasi.

Beliau mengakhiri materinya dengan sebuah keputusan dan rekomendasi untuk tindaklanjut oleh Muda-Mudi Dekenat Tigi, yaitu mengaktifkan monitoring emaawaa. Hal penting yang perlu dilaksanakan dalam monitoring adalah renovasi semua emaawaa yang ada serta mengambil data yang belum terdata.

  • Kegiatan Fisik (Cari Dana)

Sesuai kesepakatan kami, bahwa hari kedua dalam kegiatan berjalan adalah mengadakan lomba dan acara ebamukai.

Hari telah pagi, matahari belum kunjung terbit. Seluruh Deiyai (Damabagata) tertutup habis, kota dan kampung bahkan seluruh rumah warga tak satu pun kelihatan. Itulah suasana yang kami alami dan jalani pada hari itu. Namun, fenomena ini bukanlah satu alasan untuk  muda-mudi berhenti sejenak dari jadwal normal. Akan tetapi, semangat muda-mudi, eksis dengan jadwal.

Lumpur dan air hujan bukan menjadi alasan bagi Mudika. Maka Mudika Dekenat Tigi eksis pada jadwal sehingga setenngah hari olahraga dengan berbagai perlombaan. Berbagai perlombaan ditandingkan pada kesempatan ini, misalnya bola volley putera dan puteri, panaan, lempar kaleng, Warung dan lempar gelang. Semua kegiatan perlombaan berhadiah diadakan guna mencari dana.

Selang waktu, pukul 12:00 waktu setempat, kami melanjutkan dengan kegiatan Ebamukai. Prosesnya, bergiliran (Waita) perparoki membawa persembahannya disertai dengan sumbangan wajib paroki yang telah ditentukan, adalah Rp. 5.000.000,00. Pada proses ebamukai, kami Komisi Kepemudaan telah memutuskan dan tiadakan mata uang 1000-an dalam sumbangan. Jika kedapatan menyumbangkannya, maka disangsikan 100,000. Ini adalah salah satu keputusan yang sudah kami tetapkan dalam TATIB kegiatan yang sedang kami jalani dari paroki ke paroki (baru selesai 2 paroki) hingga putaran ini akan berakhir pada bulan November mendatang.

  • Perayaan/Misa Penutup

Di akhir dari seluruh rangkaian kegiatan selama 2 hari (sesuai ketentuan jadwal kegiatan) di Paroki K3 Damabagata, kami menyatukan seluruhnya dalam perayaan syukur bersama. Misa penutup di pimpin oleh P. Deken dekenat Tigi. Pada moment ini, kami rangkai dengan 2 kegiatan, yaitu penyampaian Sambutan/pesan dan penyerahan Dana yang terkumpul kepada Pastor Paroki, Dewan Paroki dan Ketua Mudika Paroki K3 Damabagata.

Yang pertama, Sambutan/pesan, oleh Dewan Harian Paroki K3 Dama. Salah satu dari sekian pesan dan kesan dari beliau, berpesan kepada kami pengurus Kom-Kep Dekenat Tigi, agar kegiatan selanjutnya dapat dipertimbangkan jeda waktu kegiatan dari paroki ke paroki, karena kegiatan ini melibatkan semua kalangan.

Yang kedua, Pengumuman dan penyerahan Dana yang Terkumpul, Oleh Ketua Umum Komisi Kepemudaan Dekenat Tigi. Sebelum menyerahkan dana, ketua Komisi mengawalinya dengan penyampaian hal-hal penting, jadwal kegiatan selanjutnya dan kemudian diumumkan pula jumlah Dana yang terkumpul dari hasil perlombaan dan Ebamukai, yaitu Rp. 135.545.000 (Seratus tiga puluh lima juta lima Ratus empat puluh lima rupiah). Jumlah dana yang terkumpul ini, berkat kerja-keras, hasil keringat darah, hasil main lumpur dan hujan sepanjang hari, kekompakan dan persatuan murni dari kita semua (Umat) melalui kegiatan Kepemudaan Dekenat Tigi.

Ketua Umum Komisi Kepemudaan Dek-Ti turut menyampaikan juga  tujuan dan keguanaan dari dana yang terkumpul, adalah dua hal, pertama: dana yang terkumpul ini peruntukkan agar menyelesaikan program Mudika Paroki yang sisa maupun yang belum dimulai. Yang kedua, sebagian dari dana ini, digunakan untuk mendukung program paroki yang sudah dirancang oleh Pastor dan Dewan Paroki Setempat. Dan dalam melaksanakan/tindaklanjut rancangan pastoralnya kami Komisi Kepemudaan sangat berharap agar adanya kerjasama yang mantap antara pastor, dewan dan ketua Mudika Paroki.

Kembali Berjumpa,

Setelah jeda sebulan, gilirannya undian nomor 2 segera tiba, adalah Paroki Segala Orang Kudus (SOK) Diyai. Sebagaimana seperti pengalaman awal di Paroki lain (K3 Dama), kini kesempatan berjumpa kembali di Paroki Diyai. Di sini, sebagaimana seperti yang telah kami Kom-Kep bagi jadwal yakni siapa tugas apa, kami menjalaninya dengan penuh tanggung jawab hingga tugas mulia penyambutan peserta dari setiap Paroki dan satu Kuasi berakhir pada pukul 15:00 waktu setempat.

Misa Pembukaan

Tepat pukul 16:00 kami mengawali rangkaian kegiatannya dengan Perayaan bersama. Misa di pimpin oleh P. Pastor Paroki (P. Deken), di dampingi oleh Pastor Paroki K3 Damabagata (Fransiskus Woogaadaaby), Fr. Viktor Iyai (Fr. TOK di paroki Diyai) dan Pastor Paroki St. Yosep Wagomani (Dami Nakapa-Ketua Umum Kom-Kep Dekenat Tigi) serta 2 orang pewarta. Dalam Kotbahnya, Dekan mengajak semua umat saling mendukung antara satu sama lain demi terwujudnya misi keselamatan. Jika tidak, suatu saat akan kita mengalami kehancuran dan mengeluh seorang kepada yang lain, seperti yang dikatakan dalam bacaan Pertama hari ini. Yehezkiel menjadi lambang bagi kita, adalah pewarta bagi bangsa Israel. Kita juga diajak menjadi pewarta antara satu sama lain, agar kita dapat mengetahui siapa Allah bagi setiap kita.

Diakhir dari misa Pembukaan ini, disampaikan juga sambutan-sambutan yang diwakili oleh 3 orang, yang pertama disampaikan oleh Ketua Komisi Kepemudaan Dekenat Tigi diwakili Sekertaris Umum (Anton Pigome). Akhir penyampaian sambutannya, beliau dipersilahkan Pater deken untuk membuka kegiatannya dengan 3 pemukulan tifa (mic). Kedua Oleh Deken dekenat Tigi diwakili oleh Fransiskus W. Doo dan yang ketiga disampaikan oleh Pastor Paroki.

Empat Relasi

Siapakah aku ini !?

Siapakah Allah Bagiku !?

Siapakah sesama itu !?

Siapakah Alam Bagiku 1?

Adalah pertanyaan penuntun rekoleksi yang dipimpin oleh Pastor paroki. Prosesnya, setiap peserta diajak duduk perparoki dalam bentuk kelompok. Setelah duduk perparoki dibagikan setiap kelompok selembar kertas disertai beberapa pertanyaan tambahan lainnya. Selanjutnya, Diajak setiap kelompok untuk sharing/diskusi dalam kelompok masing-masing dan untuk ini, pemimpin beri kesempatan kurang lebih 1 setengah jam.

Seusai sharing dalam kelompok, pemimpin mempersilahkan masing-masing wakil kelompok maju ke depan untuk menyampaikan hasil diskusinya. Dalam penyampaian hasil diskusinya peserta tampil seadanya dengan semangat dan penuh tanggung jawab atas tugasnya. Selanjutnya Pemimpin menutup tahapan rekoleksi ini dengan Dao Penutup dan  akhirnya kami mengakhiri kegiatan Rekoleksi (Pembinaan iman) pada pukul 23:00 waktu setempat.

Kegiatan Perlombaan  (Cari Dana)

Suasana Alam menujukkan terik. Di pagi hari sebelum mengawali rangkaian kegiatan pada sepanjang hari teriakan para pemuda membisu disekitar kompleks misi Diyai. Ternyata mereka (para Pemuda) sedang menyiapkan segala sesuatu yang hendak lomba. Sang waktu tidak menunggu mereka (para peserta), karena waktu menunjukan 07;30. Berdasarkan guru awal kegiatan di Paroki K3 Dama, para peserta mengeliligi lapangan.

Ada selisih sedikit jika dibandingkan dengan kegiatan perlombaan yang telah dijalani awal di Paroki K3 Dama.  Bahwa, di Paroki ini telah menambah jumlah perlombaan, misalnya Karaoke, Bola Kasti Putri dan Futsal Putra. Kendati demikian, kami pihak Kom-Kep sebagai perangcang Kegiatan tidak membatasinya sebab sejak awal keputusan dan penentuan telah sepakati bahwa paroki penyenggara berhak menentukan jenis perlombaan sesuai bakat dan minat setempat.

Tepat pukul 12:00 kami Kom-kep kembali mengarahkan semua peserta agar menyiapkan diri untuk melanjutkan Ebamukai sebagai agenda rutin. Sesuai dengan daftar urut ebamukai yang ada pada kami Kom-Kep, tanpa menunggu waktu melanjutkan dengan agendanya. Perlu diketahui bahwa setiap kegiatan Ebamukai,  pada wadah Kepemudaan Dekenat Tigi, semuanya diarahkan dan dipandu oleh Badan Pengurus KOmKep hingga acara berakhir.

Seusai rangkaian kegiatan pada hari ini, tepat pukul 18:00 kami melanjutkan dengan misa Syukur penutup. Perayaan misa di Pimpin oleh Pastor Paroki, didampingi Fr. Viktor dan Ketua Umum Komisi Kepemudaan Dekenat Tigi (Dami Nakapa). Dalam Kotbahnya diajak untuk selalu jaga kekompakan dan persatuan antara sesama sebagai penggerak gereja di Dekenat ini. Karena semua ini boleh terjadi dari pihak Allah. Seperti Sabda Yesus, “Bagi Manusia hal ini tidak mungkin tetapi bagi Allah segala sesuatu mungkin”.

Kita percaya bahwa semuanya boleh terjadi karena kehendak Allah dan Allah sendiri di pihak kita. Akhirnya Pastor menutup kotbahnya dengan mengutip pesan Injil “Tetapi banyak orang yang terdahulu akan menjadi terakhir, dan yang terakhir akan menjadi yang terdahulu”.

Diakhir Misa, ada hal penting yang telah kami lakukan, yaitu memberi kesempatan kepada Dewan Harian Paroki untuk menyampaikan pesan dan kesanya serta pengumuman jumlah dana (Uang) terkumpul sekaligus penyerahan. Keseluruhan dana yang masuk dari kegiatan perlombaan dan Ebamukai yang disponsori oleh Komisi Kepemudaan Dekenat Tigi, di Paroki SOK Diyai  adalah Rp. 200.000.000,- (Dua Ratus Juta Rupiah). Sejumlah dana yang terkumpul ini hasil keringat darah, daya dan upaya serta hasil kekompakan dan persatuan kita bersama. Selanjutnya, saya sebagai Ketua Komisi Kepemudaan Dek-Ti mempersilahkan teman-teman Pengurus komisi Kepemudaan maju ke depan untukn menyerahkannya, juga Pastor, Dewan dan Ketua Mudika Paroki SOK Diyai  untuk menerimanya.

Pesan terkahir Ketua Umum KOM-KEP menyampaikan kepada penerima (Pastor, dewan dan Ketua Mudika setempat)  tujuan kegunaan dari uang tersebut. Bahwa, uang itu diperuntukkan agar menyelesaikan sisa bangunan dari program ketua Mudika di Paroki.  Selain itu mendukung program pastoral Pastor dan dewan paroki. Dan intinya, kami Komisi Kepemudaan sangat mengharapkan agar adanya kerjasama yang baik dan Mantap antara ketiga pihak di maksud dalam pengelolaannya. …(bersambung episode berikut)   Salve-salve-salve

*(dkn-Ketua Umum Kom-Kep Dekenat Tigi)

 

 

Keuskupan Timika

Official WEB Keuskupan Timika di kelola oleh Komisi Komunikasi Sosial

Related Articles

2 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button