Panggilan adalah jawaban atas anugerah kasih Allah kepada kita semua. kita di panggil Tuhan Allah menjadi Pelaku Firman yang hidup bagi sesama kita, untuk membagikan sukacita dan saling mendoakan sesama kita sebagai saudara dan saudari. Reflekasi ini berangkat dari inspirasi “Orang Samaria Yang Murah Hati” sebagaimana ditekankan dalam Injil (Bdk. Luk. 10:25-37), Dia memberikan dirinya untuk menolong orang yang dirampok, bahkan dipukul sampai tak berdaya ditengah jalan itu dengan hati yang tulus. Perbuatan orang samaria ini mau menunjukkan ketulusan dan kerendahan hati yang sesungguhnya. Ketulusan hatinya mau memberikan dirinya secara ikhlas menolongnya, hal ini mau menunjukan bahwa kehidupan membutuhkan kasih persaudaran terhadap sesama kita yang menderita karena ditindas, disiksa, dipinggirkan, miskin, dimusuhi serta bagi mereka yang tak dianggap.
Maka itu, kita semua dipanggil untuk hadir bersama sesama yang menderita sebagaimana orang samaria yang hadir dan memberikan dirinya secara tulus dan ikhlas kepada orang yang “Dirampok habis-habisan dan juga memukulnya sampai setengah mati, (bdk. Luk.25:30c)”. Ketulusan hati orang samaria ini; mau mengajakan kepada kita tentang kasih yang tak berkesudaan bagi sesama kita dalam hidup ini. Artinya bahwa kita semua di panggil untuk saling melayani dan membantu serta mendoakan sesama kita sebagai satu anggota Gereja Kristus. Dengan demikian, kisah orang samaria ini mengajak dan menginspirasikan kita semua untuk memberikan, mendoakan dan membagikan sukacita kassih kepada mereka yang membutuhkan penghiburan dan kedamaian demi kebersamaan hidup kita sebagai satu communio (persekutuan) dalam cinta kasih Kristus.
Dalam hidup persaudaraan itu, kita semua dipanggil untuk bersukacita dan bergembiara dan berbahagia bersama serta saling memberi dan menerima cinta kasih Allah dalam hidup bersama dengan berdoa dan bermohon kepada Tuhan Allah dengan sungguh-sungguh dalam hidup persaudaraan dan persekutuan sejati. Maka itu, kita semua dipanggil menjadi tulus dalam melayani sesama yang menderita, miskin dan disiksa, karena itu merupakan bukti cinta kasih Allah yang dinyatakan dalam hidup kita sebagai satu anggota Kristus. Hal ini merupakan sautu ajakan untuk kita semua untuk menjadi seperti yang dikendaki oleh Allah dalam hidup bersama sebagai satu keluarga Allah. Ajakan dan perintah ini merupakan kesetiaan cinta kasih dengan penuh taat melakukan kehendak-Nya dalam panggilan hidup persaudaraan sejati. Artinya bahwa kita dipanggil untuk belajar dari orang Samaria yang dipandang rendah oleh orang-orang Yahudi sebagai orang yang kotor, berdosa, egois, najis dan dipandang rendah, tetapi yang berbuat baik adalah orang yang tidak dianggap dan kotor serta berdosa itu berbuat baik demi orang yang menderita dan tak berdaya itu serta membagikan sukacita dan kasihnya secara tulus hati.
Oleh karena itu, kita sebagai orang beriman, di panggil untuk merawat dan membangun hidup persaudaran dalam kasih bersama secara tulus dan ikhlas; melalui doa-doa, kehadiran dan keterlibatan kita secara langsung maupun tak langsung dapat membantu dan menguatkan hati mereka yang menderita melalui kehadiran kita, untuk saling melayani dalam kasih persaudaraan kita pada zaman ini. Dalam hidup panggilan ini kita dipanggil untuk membangun persaudaraan antara sesama kita dengan mengandalkan Yesus sebagai sumber utama dalam hal saling melayani. Karena Yesus merupakan model utama bagi kita, karena dimanapun kita hidup dan berada mestinya disana ada kebaikan, harapan dan ada sukacita, karena kehadiran Yesus dalam diri kita membawa sukacita dan harapan yang baru bagi sesama kita yang menderita karena dipinggirkan, tidak dianggap, dipojokkan, tidak dihargai, dimusuhi, diasingkan dalam hidup ini. Untuk itulah Tuhan Allah memanggil kita semua untuk berbagi dan “Bersukacitalah dan Bergembiralah; (Bdk. Mat.5:12)” bersama sebagai satu anggota keluarga Kristus yang sejati.
Setiap kehidupan adalah tempat membagikan sukacita dan kasih Kristus kepada sesama kita secara tulus hati. Dalam setiap pristiwa hidup itu, kita semua dipanggil untuk saling mengasihi antara satu dengan yang lain, sebagai saudara dan saudari dalam kasih Kristus. Sebagaimana Yesus sendiri mengajarkan kepada kita hukum cinta kasih yang utama dan paling utama adalah “Kasihilah Musuhmu, (bdk. Luk.6:27-36)”, artinya bahwa kita diajak untuk membangun persaudaraan dan persatuaan dalam hukum kasih secara tulus hati. Perikop Injil ini; mau mengajarkan kepada kita tentang kasih itu harus dibagikan kepada setiap orang tampa memandang status orang sebagai beriman dalam hidup ini, demi membangun nilai persaudaran dan memberikan kasih Kristus itu kepada sesama secara tulus hati. Dan mengajak kita untuk saling mengampuni, sebagaimana Tuhan Allah sendiri mengajarkan kepada kita “Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati,(bdk. Luk.6:36)” dalam saling mengampuni dan melayani sesama secara murah hati pula.
Hal ini diatas menekankan bahwa mereka adalah saudara dan saudari kita, untuk itu kita dipanggil dan diajak untuk membangun relas bersama sesama kita dan dengan Tuhan Allah demi nilai kasih yang hidup. Artinya bahwa kita dipanggil menjadi saksi cinta kasih Tuhan Allah, sebagai teladan hidup sehari-hari kita, dengan penuh kasih membangun persaudaraan sejati. Dengan setia dan tulus saling berbagi sukacita kasih Kristus sebagai anggota Gereja Kristus. Untuk itu, kita dipanggil untuk jangan takut berbuat baik bagi sesama kita yang menderita, disiksa, dipinggirkan, dibunuh, dimusuhi, ditindas, dijauhi dan dimusuhi pada zaman ini. Sebagaimana ditekankan dalam Injil Lukas bahwa “Jangan takut, mulai dari sekarang engkau akan menjadi penjala manusia, (Bdk. Luk.5:10b)” didunia ini. Prikop Injil ini; mau mengajak kita untuk jangan takut mewartakan kabar gembira mengenai Yesus dan cinta kasih-Nya kepada sesama sebagai sumber kehidupan dalam hidup kita ini, tetapi wartakan kebaikan dan kasih Tuhan Allah itu dengan setia dan tulus hati, dengan setia menolong bagi sesma kita yang menderita. Untuk itulah kita semua dipanggil untuk mewartakan kabar sukacita dengan tulus dalam hidup bersama sesama kita sebagai saudara dan saudari kita.
Akhir dari Refleksi ini, kita dipanggil dan diajak oleh Tuhan Allah untuk“Pergilah, dan perbuatlah demikian, (bdk. Luk.10:37)” untuk membagikan sukacita kasih kepada sesama secara tulus dan ikhlas. Artinya bahwa; Perintah ini merupakan panggilan, ajakan, amanat, perutusan untuk mewartakan nilai-nilai hidup bersama kepada sesama kita sebagai saudara dan saudari kita dalam satu communia. Karena Tuhan Allah sendiri menegaskan kepada kita bahwa “Setiap orang yang mau mengikuti Aku ia harus Menyangkal dirinya, memikul Salibnya dan mengikuti Aku, (Bdk. Mrk. 8:34b)” dalam hidup sebagai pengikut sejati-Nya. Dengan demikian; kita semua dipanggil untuk selalu bersedia dan berpartisipasi dalam menjalankan amana panggilan kita sebagai anak-anak-Nya dalam setiap kehidupan kita pada zaman modern ini secara tulus ikhlas. Itulah Misi dan tujuan utama panggilan hidup kita pada zaman ini, sebagai pengikut sejati-Nya.
Penulis: Fr. Yuven Migani Belau
Salam sehat dan salam kasih dalam kristus yesus yang hidup,pada kesempatan ini dan di kolom komentar ini hendaknya ingin mengajukan satu pertanyaan terkait dengan Majalah Gaiya yang dikelola dan diterbitkan oleh Keuskupan Timika bahwasannya apakah boleh dan juga ada kebijakan agar kami yang umat awam katolik bisa langganan terhadap Majalah Gaiya sesuai dengan ketentuan yang berlaku
salve saudaraku.
berkaitan dengan majalah Gaiya, sekarang Komsos Keuskupan timika sudah tidak menerbitkan majalah Gaiya dalam bentuk Fisik lagi. kami hanya menerbitkan tulisan lewat webside keuskupantimika.org. umat dapat mengaksesnya lewat website tersebut.
salve. Tuhan memberkati…