PERAYAAN SYUKUR MISI KATOLIK DI WILAYAH DEBEI PAROKI ST. YOSEP WAGOMANI-DEIYAI
KEUSKUPANTIMIKA.ORG – Drama Misi P. Tillemans dan Rombongannya*
Peristiwa terang (keselamatan) yang sudah terjadi pada tahun 1937, hari ini kembali kami kenang.
Untuk menyambut moment penting itu, umat Paroki St. Yosep Wagomani_wilayah Debei telah menyiapkan diri dengan rupa_rupa hal.
Awalnya kisah gembira itu dicetus oleh Fr. Laurens Kapeyaya, Pr., bersama pemuka umat setempat, di antaranya pewarta Paroki (Willem Pigome) Ibu Dominika Badii, Bp. Yanto Pigome dan Dominikus Badii (pewarta stasi Maatadi) serta beberapa toko yang merupakan anak-cucu dari saksi dan pelaku penerima Sang Injil, P. Tillemans.
Ceritera tersebut berawal dari diskusi singkat mengenai Bulan (September) Kitab Suci Nasional (BKSN) yang sedikit lagi tiba. Selain itu, dibahas dan diskusi seputar *emaawa* yang dibangun sebelumnya. Emaawa tersebut sudah dibangun sebelumnya di tempat dimana P. Tillemans bermalam dalam perjalanan misinya ke wilayah Debei_Wagomani-Deiyai.
Bertolak dari diskusi dua agenda tersebut disepati bahwa tanggal 01 September 2023 akan diperagakan Misi P. Tillemans sekaligus Memasuki dan menyambut Pembukaan bulan Kitab Suci.
Tepat tanggal 1/9 kami, dibawah bimbingan Roh Kudus pagi_pagi benar bergegas menuju gunung Paawage, di salah satu gunung sebelum kampung (stasi Maatadi). Dari tempat inilah kami mengawali rangkaian kegiatan, kisah perjalanan P. Tillemans menuju wilayah Debei.
Ada beberapa hal menarik dalam peragakan misi ini. Di antaranya adalah, sebelum memulai kisah gembira tersebut *pertama*; pewarta Paroki dengan ciri khasnya memanggil roh_roh/jiwa daripada para pelaku dan saksi pertama yang berjumpa dengan P. Tillemans dalam perjalanan misinya.
*Kedua* pernah terjadi kontak langsung antara P. Tillemans dan masyarakat yang telah dijumpainya. Saat itu, masyarakat memberi berbagai jenis makanan dan sebaliknya Sang Terang beri mereka: bibit jagung, bibit boncis, parang, sendok dan yang lain Ia beri Topi.
*Ketiga* setelah tiba di Doutoudagi, Wagomani, hal yang serupa terjadi bahwa warga yang ada di sekitar itu pun menyambut Sang Terang dengan ramah. Terlebih dari itu para awam menyambutnya dengan mengalaskan berbagai jenis dedaunan di tanah dengan ungkapan suka citanya *tuani mega-mega* yang artinya *Tuhan datang*/Selamat datang Tuhan. Tindakan yang dibuat oleh ibu-ibu saat itu menggambarkan peristiwa serupa Yesus masuk di Yerusalem.
Setelah tiba, para ibu-ibu menyajikan rupa2 makanan baginya. Sedangkan para laki-laki menghilang satu persatu dari tempat itu, dan menyebarkan informasi dari kampung ke kampung di seluruh wilayah Debey tentang kedatangan *”tuani mega-mega”* dan berpesan ke setiap warga untuk hadir ikut barapen Babi.
Namun demikian sebelum senja rombongan tuan mega-mega meninggalkan Doutoudagi dan menuju ke Yomega Kotu bersama rombongan marga Waine.
Selanjutnya kami menutup rangkaian kegiatan dengan Ibadah Raya Pembukaan BKSN.
*B. P. Tillemans (tuani mega-mega Bermalam dan Misa Syukur*
05/10/2023
Peristiwa, kisah Gembira yang telah terjadi pada 86 tahun yang lalu tepat terjadi pada 05 Oktober 1937.
Akhirnya pada tanggal 05 Oktober 2023 adalah hari bersejarah bagi kami umat Paroki St. Yosep Wagomani dan pada umumnya di Wilayah Debey.
Untuk mengenang peristiwa masa lampau itu, pada hari ini kami telah bersuka cita dan bergembira melalui perayaan Keselamatan, Misa syukur misi Katolik di wilayah Debey di Paroki St. Yosep Wagomani.
Perayaan Syukur 86 tahun di Wilayah Debey dipimpin oleh Pastor Dekan Dekenat Tigi (P. Damianus Yawina Adii, Pr) dan P. Yuvensius Auky Iyakai Tekege, Pr. (Pastor Paroki St. Antonius Bumi Wonerojo_Nabire) dan di dampingi oleh Pastor Paroki St. Yosep Wagomani (Damian Nakapa), Fr. Laurens Kopeyaya dan para pewarta separoki Wagomani.
Misa syukur tersebut kami awali dengan Pemberkatan *emaawa* yang sudah dirikan oleh umat di tempat di mana P. Tillemans Bermalam, di Yomega Kotu.
Seusai pemberkatan emaowaa, peristiwa penting yang sudah kami lakukan adalah pengembalian benda-benda alam yang sudah diambil oleh P. Tillemans dalam misinya, yaitu *tanah, batu dan kayu*. Yang dibuat oleh Misionaris dahulu, sebagai simbol dikembalikan oleh misionaris masa kini melalui P. Dekan dan P. Yuven. (Benda² tersebut diambil di tempat yang sama dalam peragakan perjalanan misi Tillemans pada 01/9 lalu).
Seusai itu kami lanjutkan dengan pembacaan sejarah singkat perjalanan Misi P. Tillemans dari Modio ke wilayah Debey melesuri kampung Maatadi. Dibacakan pula perjalanan ke 3 melesuri kali Yawei tiba di kampung Yaba_Wagete dan sampai di Enagotadi, merayakan Misa Pertama di Meuwo oleh P. Tillemans., dibacakan oleh Bp. Yanto Pigome-Mahasiswa STK “TP”.
Setelah dibacakan sejarah singkat misi itu, kami memulai dengan Misa Syukur.
Dalam kotbahnya Pastor dekan Tigi telah menggaris bawahi 2 hal; *yang pertama*:
Bibit tanaman (bibit boncis dan jagung) yang sudah diberikan oleh P. Tillemans ke tete nene-cucu itu sudah banyak hasil. Hasilnya bisa kita lihat sekarang bahwa daerah Debey cukup banyak SDM terutama tenaga guru dan Kesehatan. Semuanya dapat berhasil karena bibit yang diberikan itu bertumbuh baik. Bahwa bibit itu terang/roh (awe pito) melalui pito yang diberikan banyak yang sudah terbuka untuk generus penerus Debey_Wagomani kini dan kelak.
Bibit yang diberikan itu dalam Arti lain adalah intisari dari hidup dan kehidupan Untuk membangun emaawa kabo dan owadaa kabo. Adalah tidak lain supaya umat tetap mempertahankan pola hidup bertani atau berkebun. Berupa bibit bisa ditanam hanya dikebun, agar menghasilkan buah berlimpah.
*yang kedua* perutusan. Dahulu kala, pada 86 tahun yang lalu Allah mengutus P. Tillemans untuk membawa terang ke daerah meuwo dan khususnya di wilayah Debey. Dia diutus dan dalam bimbingan terang Roh Allah P. Tillemans telah menapaki kakinya di tanah ini agar kita sebagai utusan Allah menerima terang-Nya. Melalui terang yang kita terima, hendaklah kita membangun Damai Sejahtera di antara kita satu sama lain juga dengan semua ciptaan Allah.
Diakhir dari Misa Syukur, kami menadatangi berita acara/surat penetapan tentang : *TGL 05 OKTOBER SEBAGAI HARI MISI KATOLIK WILAYAH DEBEY _ WAGOMANI* dan akan dirayakan setiap tahun berjalan
Penutup
Dalam kata sambutannya, kepala Distrik Tigi Barat secara tegas menekankan 2 hal yang menjadi perhatian bersama, yakni *pertama* kematian manusia yang terjadi dimana_mana di tanah Papua. Beliau menekankan bahwa pentingnya jaga diri, karena hidup hanya sekali. *Kedua* beliau mengajak rakyatnya untuk selalu cintai pangan lokal. Mencitai pangan lokal berarti berkebun. Buat kebun sendiri, setiap keluarga wajib memiliki kebun sebagai sumber pendapatan pangan lokal. Jangan berlebihan mencintai beras.
Dengan demikian semua acara hari ini maupun tanggal 1 september lalu semuanya diarahkan oleh pengacara, Anas Waine, Alumnus STK “TP”. (Damianus Nakapa)