PERAYAAN EKARISTI DI SEMINARI TINGGI INTERDIOSESAN “YERUSALEM BARU”: PESAN TENTANG KETULUSAN MEMBERI
KEUSKUPANTIMIKA.ORG – Minggu, 10 November 2024, Seminari Tinggi Interdiosesan “Yerusalem Baru” (STIYB) kembali merayakan Ekaristi di Minggu kedua bulan ini. Seluruh liturgi dan koor dibawakan oleh KonFrater dari Keuskupan Agats-Asmat. Misa yang berlangsung khidmat ini dipimpin oleh Pastor Abraham Nusmese, Formator sekaligus Rektor STIYB. Para Pastor Formator turut hadir dalam perayaan ini.
Memasuki Minggu Biasa ke-XXXII, tema penting yang diangkat adalah tentang “ memberi “, sebuah panggilan untuk melepaskan diri dari keterikatan duniawi dan memberikan diri kepada Allah dan sesama. Pastor Abraham membuka homilinya dengan mengajak semua yang hadir untuk memeriksa hati agar persembahan kita diterima oleh Allah. “Kita dituntut untuk memberi, namun lebih dulu mari kita periksa diri kita,” ungkapnya.
Dalam homilinya, Pastor Abraham menyoroti kisah seorang janda miskin dalam Injil yang memberi dari kekurangannya sebagai bentuk pengorbanan tulus. Ada tiga poin penting yang menjadi bahan perenungan:
Pertama, Memberi Sebagai Ekspresi Iman yang Tulus. “Memberi adalah ekspresi iman yang tulus,” tegas Pastor Abraham. Nilai sebuah pemberian bukan diukur dari jumlahnya, tetapi dari ketulusan dan pengorbanan. Allah menyatakan kemurahan-Nya melalui orang-orang yang sederhana, seperti seorang janda miskin yang memberi dari kekurangannya. Ini adalah contoh nyata kemurahan hati Allah dalam kehidupan sehari-hari.
Kedua, Memberi sebagai Bentuk Pengorbanan Diri. Memberi dari kekurangan bukanlah hal mudah; kita sering kali terikat pada pertimbangan manusiawi. Namun, Yesus mengajarkan untuk mengutamakan orang lain, bahkan mengorbankan diri-Nya karena cinta (cinta agape). Orang yang memberi dari kekurangannya adalah mereka yang sungguh-sungguh mencintai Allah dan sesama.
Ketiga, Mempersembahkan Hidup Sepenuhnya kepada Allah. Memberikan hidup sepenuhnya kepada Allah berarti memberikan diri secara cuma-cuma kepada orang lain dan terlebih kepada Tuhan. Pastor Abraham mengajak umat untuk belajar dari mereka yang hidup dalam keterbatasan namun memberikan yang terbaik karena cinta kepada Allah. “Persembahkan hidupmu sebagai ungkapan kasih yang sejati kepada Tuhan,” katanya, mengingatkan semua yang hadir untuk mengatasi ikatan duniawi dan mengikuti panggilan Allah dengan setia.
Setelah misa, Dekan Seminari memberikan pengumuman terkait hal-hal praktis untuk keperluan komunitas. Ucapan terima kasih yang tulus disampaikan kepada KonFrater Keuskupan Agats-Asmat yang bertugas dalam liturgi dan koor hari itu, sebagai bentuk penghargaan atas pelayanan yang penuh kesungguhan. Dormomo. *** SIE. DOKPUB STIYB