MENJALANI PANGGILAN MERUPAKAN SUATU PILIHAN HIDUP
Setiap panggilan adalah pilihan hidup manusia yang dikendaki oleh Allah sendiri kepada setiap pribadi manusia. Pilihan hidup itu harus dan selalu diperbaharui serta terus dikembangkan dalam hidup dengan mentranspormasi diri dalam menjalani panggilan hidup ini. Sehingga pilihan hidup itu direalisasikan dengan berbagai cara untuk menemukan panggilan hidup yang sedang dijalaninya dalam bentuk apapun yaitu ada yang dipanggil untuk hidup selibat, berkeluarga dan berbagai macam panggilan dan pilihan. Maka itu, setiap kita dipanggil dan diajak untuk memperjungkannya pilihan hidup itu dengan sungguh-sungguh dalam hidup ini, dengan hati yang tulus dan ikhlas serta bertanggung jawabkan anugerah dan rahmat kasih Allah itu dalam hidup ini. Dalam artiaan lain panggilan adalah suatu cita-cita, impian dan harapan setiap orang dalam hidup ini; sehingga setiap pribadi dipanggil untuk menentukkan pilihan hidup itu dengan hati yang terbuka.
Tetapi pilihan hidup itu merupakan panggilan awal yang dimilikinya oleh pribadi orang untuk dijalani dalam hidupnya, dan memiliki kemampuan dalam suatu bidang berarti itulah pilihan dan panggilannya sehingga diajak untuk ditekuni dan dijalaninya. Sehingga setiap orang dipanggil dan diajak untuk mendalami secara bebas dalam hidupnya berdasarkan panggilannya. Hal ini ditekankan juga dalam Konsili Vatikan II melalui Konstitusi Dogmatik Gereja Lumen Gentium (GS), mempertegaskan bahwa “Semua orang beriman, dalam keadaan dan status manapun juga, dipanggil oleh Tuhan untuk menuju kesucian yang sempurna seperti Bapa sendiri sempurna, masing-masing melalui jalannya sendiri”(LG.11). Oleh karena itu, Mana yang hendak dijalani dan ditekuni sebagai suatu pilihan hidup kita masing-masing secara bijak.
Kebijaksanaan dalam menjalani panggilan merupakan sesuatu yang ada dalam diri manusia sejak dibentuk oleh Allah melalui kedua orang tua. Oleh karena itu, setiap orang terus-menerus dipanggil untuk berkembang maju dalam situasi apapun serta membangun kehidupan yang sesungguhnya. Dalam menjalani panggilan hidup, setiap orang memiliki hak dan kebebasan untuk mengembangkan panggilan hidup secara bijaksana. Artinya bahwa setiap “manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah” (Bdk. Kej 1:26-27). Artinya bahwa Allah menghendaki supaya setiap manusia dipanggil untuk meneruskan karya Allah di bumi ini dengan penuh bijaksana, dan terus berjuang untuk mempertemukan beni panggilan dalam hidup sehari-hari.
Namun untuk mempertemukan panggilan, setiap orang dituntut untuk memahami dan menghayati panggilan itu dalam membangun relasi bersama Allah. Artinya bahwa setiap manusia dipanggil dan diajak oleh Tuhan Allah untuk berjuang membangun hidup yang layak sebagaimana yang diharapkan oleh-Nya. Karena kita “semua yang tercantum disni telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya” (Bdk.Yoh 20:30). Nasehat Injil ini, mau mengajarkan kepada kita supaya kita percaya akan kasih Allah dalam hidup panggilan kita, sebagai suatu anugerah kasih Allah yang hidup; maka itu Kita dipanggil untuk memiliki iman yang memberi kesaksian iman yang berkaitan erat dengan kehidupan rahmat kasih-Nya.
Oleh karena itu, setiap kita dituntun oleh Roh Kudus dalam menjalankan panggilan kita secara langsung maupun tak langsung melalui keterlibatan diri kita yang sesungguhnya. Keterlibatan diri dalam membangun relasi bersama-Nya serta dipanggil untuk menghidupkan anugerah kasih-Nya dalam hidup sehari-hari kita dengan penuh rendah hati. Rendah hati untuk menghidupkan rahmat dan anugerah kasih Allah itu dalam hidup keluarga, komunitas dan lingkungan masyarakat dimana kita hidup dan ada secara tulus dan rendah hati. Artinya bahwa keterlibatan diri kita dalam membangun sukacita kasih Kristus itu merupakan suatu harapan untuk memperoleh kehidupan yang sesungguhnya. Maka itu, kita semua dipanggil untuk membangun iman dan sukacita kasih Allah dalam hidup bersama orang lain.
Mengapa? karena iman akan kasih Allah menghadirkan sukacita kasih yang menghidupkan dan menggembirakan hati dan jiwa serta mendorong setiap kita untuk membagun hidup yang penuh damai. Kedamaian hati dan jiwa menghantarkan diri pada panggilan hidup yang dijalani dan dipilihnya secara bijak, sebagaimana yang diharapkan oleh semua orang dalam membangun iman untuk memperoleh hidup yang bermartabat. Oleh karena itu, perlunya kita bersama membangun iman penuh bijak untuk saling bersolider paada cinta kasih-Nya. Sehingga kehidupan panggilan dapat terlaksana sebagaimana mestinya yang diharapkan oleh pribadi diri dalam membangun serta menghidupkan panggilannya sebagai anugerah kasih yang menyelamatkan.
Panggilan hidup setiap pribadi merupakan suatu anugerah kasih Allah yang menggembirakan serta menghidupkan bagi diri manusia untuk memilih dan menjalani sebagaimana mestinya dalam hidup. Dan panggilan itu merupakan suatu perutusan dari Allah kepada setiap manusia untuk dijalani oleh setiap manusia serta dipanggil untuk menemukan nilai hidup yang sebenarnya. Oleh karena itu, pilihan hidup panggilan itu, hendaknya dijaga sebaik mungkin sebagaimana mestinya dalam hidup ini dengan hati yang tekun dan setia. Semuanya itu didukung oleh ketulusan hati yang penuh bertanggung jawab atas panggilan kudus yang dibelikan oleh Allah kepada kita. Maka itu, hidup ini membutuhkan kerendahan dan ketulusan hati untuk menghadapi setiap tantangan hidup dalam menjalankan panggilan hidup ini dengan tekun. Dalam menjalani panggilan hidup itu, kita perlu melibatkan pribadi Tuhan Allah dalam hidup ini sebagai sumber keselamatan dan kehidupan kita.
Akhir refleksi ini, mau mengajak kita semua bahwa Tuhan Allah memanggil dan mengutus kita semua untuk mewartakan Injil. Injil merupakan kabar sukacita dan kegembiran yang memiliki sumber kehidupan dan panggilan kita, karena Tuhan Allah mengajak kita untuk “Bersukacitalah dan bergembiralah”(Bdk. Mat 5:12), sehingga panggilan Tuhan itu terus dikembangkan dan direalisasikan dalam hidup sehari-hari kita, sebagaimana mestinnya dalam dunia zaman ini.
Penulis : Fr. Yuven Migani Belau