Majalah Gaiya

YESUS ADALAH INJIL YANG HIDUP

Oleh: Fr. Yuven Migani Belau

Dalam setiap kehidupan dunia yang terus berubah-ubah ini, manusia diajak untuk mencari pegangan hidup yang pasti dalam hidup yaitu suatu kebenaran yang tak tergoyahkan. Oleh karena itu, bagi setiap umat Kristiani dipanggil untuk memahami kebenaran, kebenaran bukan hanya sekedar kata-kata belaka dan juga bukan pula sekedar ajaran atau aturan, melainkan pribadi: Yesus Kristus sejati. Yesus adalah Injil yang hidup, dan Firman Allah yang menjadi manusia (lih. Yoh 1:14), yang terus-menerus hadir di tengah-tengah kehidupan kita dan mewahyukan nilai kebenaran dan kasih Allah secara nyata dalam setiap kehidupan manusia dari zaman ke zaman sampai dengan sekarang ini.

Di dalam konteks ini, Yesus merupakan pewahyuan penuh kasih Allah yang selalu dan senantiasa hadir dan terus memberikan kehidupan kepada setiap manusia untuk berlaku adil sebagaimana mestinya. Secara nyata ditegaskan pula di dalam surat kepada orang-orang di Ibrani menyatakan bahwa: “Pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam berbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi, tetapi pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya” (lih. Ibr 1:1-2). Pesan prikop biblis ini, menekankan Yesus Kristus bukan hanya menyampaikan sabda-Nya. Sabda-Nya ialah Sabda itu sendiri. Artinya bahwa dalam segala tindakan, perkataan, bahkan penderitaan-Nya merupakan pewahyuan dari Allah yang hidup. Dengan demikian, Injil bukan sekedar Kitab Suci tertulis, tetapi hidup dan berdenyut dalam setiap aspek hidup pribadi Yesus Kristus sendiri.

Oleh karena itu, dokumen Konsili Vatikan II melalui Dei Verbum memberikan kesaksian tentang wahyu Ilahi yang menekankan pada; “Yesus Kristus sendiri, Sabda yang menjadi daging, diutus sebagai manusia kepada manusia. Ia mengucapkan sabda Allah dan menyelesaikan karya keselamatan yang Bapa percayakan kepada-Nya” (lih. DV, 4). Pesan dokumen ini, merupakan seluruh kehidupan Yesus sebagai Injil yang hidup dan kabar baik bagi semua orang, sehingga Ia memanggil setiap manusia untuk menuju kehidupan yang mengarah pada pertobatan dan pengampunan sejati untuk memperoleh kehidupan baru dalam diri-Nya. Hal senada juga ditegaskan pula oleh Paus Fransiskus melalui ensiklik Evangelii Gaudium bahwa; “Pada pusat Injil bersinar megah kemuliaan salib Kristus, yang penuh kelembutan dan belas kasih” (EG, 36). Paus menekankan pada aspek pewartaan Kristiani pertama-tama adalah melalui perjumpaan dengan pribadi Yesus Kristus sejati. Berdasarkan konsep pembahasan di atas Paus Fransiskus melalui Evangelli Gaudium mengutip dari Deus Caritas Est menekankan bahwa; “Menjadi orang Kristiani bukanlah hasil dari suatu keputusan etis atau suatu ide besar, melainkan pertemuan dengan suatu peristiwa, dengan Pribadi, yang memberikan kehidupan suatu horizon baru” (Bdk. DCE 1). Melalui artikel ini, Yesus selalu dan terus menyapa setiap kita di zaman ini, melalui kegiatan-kegiatan rohani, doa, refleksi, rekoleksi di komunitas, dilingkungan masyarakat, dan di dalam diri pribadi dan sesama sebagai satu persekutuan yang berlandaskan pada nilai cinta kasih Allah.

Yesus adalah Injil yang hidup bagi setiap manusia dan pengikutnya. Setiap manusia dipanggil untuk menjadi pelaku Firman yang hidup di dunia ini. Di dalam konteks  ini, Surat Paulus kepada Jemaat di dua Korintus mengatakan bahwa: “Karena telah ternyata bahwa kamu adalah surat Kristus….ditulis bukan dengan tinta, tetapi dengan Roh dari Allah yang hidup” (lih. 2Kor 3:3). Prikop biblis di atas ini, mencerminkan suatu nilai kebaikan Allah yang memiliki belas kasih, keadilan, kebenaran, cinta kasih, sukacita dan kegembiaran yang Yesus wartakan bagi setiap manusia di dunia ini. Oleh karena itu, melalui Gereja setiap manusia dipanggil untuk mengajarkan, mewartakan, dan menjadi saksi Injil yang hidup di tengah-tengah dunia yang merindukan pengharapan akan kedamaian hidup.

Di akhir tulisan ini, kita semua adalah Injil yang hidup di dunia ini, untuk mengjarkan, mewartakan kabar baik dan bersaksi tentang Injil yang hidup itu yaitu Yesus Kristus sejati. Oleh karena itu, kita semua dipanggil untuk mewartakan Injil yang hidup itu di tengah-tengah dunia yang penuhi oleh berbagai macam arus kehidupan ini. Konteks ini,  kita dipanggil dan mengutus setiap kita untuk “Wartakanlah Injil setiap saat. Bila perlu, gunakan kata-kata”, kutipan kata-kata St. Fransiskus dari Assisi di atas ini, mengajak kita untuk melihat wajah Allah yang penuh belas kasih itu dalam setiap aspek kehidupan kita dan terus diwartakan, dengan membuka hati untuk menghadirkan, dan membiarkan diri-Nya untuk terus hidup bersama dan menjadikan Dia panutan bagi kita di dunia zaman modern ini.

Keuskupan Timika

Official WEB Keuskupan Timika di kelola oleh Komisi Komunikasi Sosial

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button