MENGHIDUPKAN JEJAK MISIONARIS P. TILLEMANS DI TANAH WAGOMANI–DEBEY
Pendahuluan
Setiap tanggal 5 Oktober merupakan hari penuh syukur bagi kami, umat Allah Paroki St. Yosep Wagomani. Hal ini berawal dari hasil kesepakatan dan keputusan bersama Tim Pastoral Paroki serta beberapa tokoh dan pemuka umat di lingkungan Paroki St. Yosep Wagomani.
Kesepakatan dan keputusan tersebut diambil pada Agustus 2023, dengan menetapkan setiap tanggal 5 Oktober sebagai Hari Misi Katolik di Tanah Debey–Wagomani.
Penetapan Hari Misi ini ditandai dengan sebuah drama rohani yang mengisahkan kembali perjalanan misionaris P. Tillemans, khususnya sejak perjumpaannya dengan para tetua (Marga Badii) di Lembah Maatadi hingga tiba di Wagomani. Dalam perjalanan dari Maatadi ke Wagomani, banyak kisah terjadi antara para tetua dan P. Tillemans, antara lain saling memberi dan menerima bahan makanan serta bibit tanaman.
Drama ini biasanya dipentaskan pada 1 September sebagai pembuka Bulan Kitab Suci Nasional (BKSN), dan diakhiri dengan Perayaan Sabda Pembukaan BKSN.
Penetapan ini dilakukan setelah kami menggali kisah-kisah keselamatan yang dialami para tetua (Marga Badii–Waine) yang menjadi saksi kedatangan misionaris P. Tillemans di Wagomani melalui Lembah Maatadi. (Buku tentang kisah perjalanan Misionaris P. Tillemans di Debey–Wagomani sedang dalam proses penyuntingan dan akan diluncurkan pada 10 Januari 2026, bertepatan dengan HUT St. Yosep Wagomani yang ke-8).
Seluruh rangkaian kegiatan HUT Injil Masuk di Debey ke-72 Tahun 2025 tersusun dengan baik dan dipandu oleh Bapak Anton Pigome, S.Pd.
Misa Syukur – Iman yang Dirayakan
Pada bulan Oktober 2025, perayaan Hari Misi ini diangkat dengan tema:
“Merawat dan Menumbuhkembangkan Iman di Tengah Tungku Api Keluarga dalam Terang Roh-Nya.”
Sebelum perayaan Ekaristi Syukur dimulai, terlebih dahulu dibacakan sejarah singkat perjalanan misi P. Tillemans, dimulai dari garis besar misi Katolik di Papua, khususnya wilayah Timika, lalu berlanjut ke Meeuwodide, Modio, hingga perjumpaan pertama P. Tillemans dengan beberapa tetua di Lembah Maatadi. Dari sana diceritakan perjalanan beliau menuju Wagomani (bermalam di sana), kemudian melintasi Lembah Kamuu (Itouda) dan seterusnya. Kisah sejarah singkat ini dibacakan oleh Bapak Yanto Pigome.
Setelah pembacaan sejarah, dilanjutkan dengan Perayaan Syukur. Dalam perayaan tersebut hadir Bupati Kabupaten Deiyai, Bapak Melkianus Mote, S.T., beserta beberapa kepala dinas dari lingkungan Pemerintah Kabupaten Deiyai.
Perayaan pesta iman dipimpin oleh P. Damianus Y. A. W. Adii, Dekan Dekenat Tigi, didampingi Pastor Penanggung Jawab Paroki (Fr. Dami N) dan tiga orang pewarta dari lingkungan Paroki.
Dalam homilinya, Pastor Dekan menekankan pentingnya kerendahan hati.
“Sebagai seorang pemimpin baik di pemerintahan, gereja, sekolah, puskesmas, maupun organisasi masyarakat kita perlu memiliki kerendahan hati agar lembaga atau organisasi yang kita pimpin dapat berjalan dengan baik. Hidup takut akan Tuhan adalah dasar segalanya,” ujarnya.
Beliau menambahkan bahwa setiap orang harus menjadi berkat bagi banyak orang, sebagaimana dikisahkan dalam Bacaan Pertama (Habakuk). Hidup manusia harus dikendalikan oleh Roh Kudus dan menjadi saksi kebenaran, seperti tertulis dalam Bacaan Kedua (2Tim 1:6–8).
“Iman yang kita miliki perlu dirayakan dalam kehidupan nyata. Iman harus dirawat dalam setiap ‘tungku api keluarga’ demi hadirnya Kerajaan Allah,” tegasnya.
Setelah misa, acara dilanjutkan dengan tiga agenda utama: sambutan-sambutan, ebamukai (pengumpulan persembahan adat), dan ramah tamah.
Sambutan pertama disampaikan oleh Bupati Deiyai, Bapak Melkianus Mote, S.T. Beliau menyampaikan beberapa pesan penting:
- Jika wilayah Debey ingin maju dan berkembang, masyarakat tidak boleh melakukan pemalangan jalan. Pemalangan berarti menolak segala bentuk pembangunan.
- Pemerintah daerah akan melaksanakan program perkebunan kopi pada tahun 2026 dan mengajak masyarakat membuka lahan baru.
- Pemerintah juga akan mengadakan pengadaan bibit babi sebanyak 5.000 ekor. Pemerintah akan membeli bibit dari masyarakat dan membagikannya kepada yang membutuhkan. Oleh karena itu, masyarakat diminta memelihara ternak dengan baik.
- Di akhir sambutannya, Bapak Bupati menyerahkan bantuan, yaitu: Kepada Panitia HUT Injil Masuk di Wilayah Debey sebesar Rp20.000.000,00; Kepada Panitia Pembangunan Pastoran Paroki St. Yosep Wagomani sebesar Rp200.000.000,00; Kepada Panitia Pembangunan Gereja Stasi Kenisah Digibatagata sebesar Rp200.000.000,00.
Sambutan kedua disampaikan oleh Dewan Paroki Wagomani, yang menegaskan agar masyarakat tidak melakukan pemalangan di sepanjang jalan dari Tigi Barat hingga Wagomani agar pembangunan di berbagai bidang tidak terhambat.
Sambutan ketiga disampaikan oleh Pastor Dekan, yang menekankan pentingnya kerja sama antara pastor paroki dan badan pengurus paroki.
“Sebagai pemimpin umat, perlu ada keterbukaan dan kerja sama yang baik,” katanya.
Di akhir sambutannya, Pastor membacakan Nota Tugas Kepala Sekolah YPPK St. Yosep Wagomani atas nama Ibu Rosa Waine, S.Pd.
“Momen ini penting karena kita bersyukur atas hadirnya Injil dan pendidikan di wilayah ini. Jalankan tugas dengan tanggung jawab dan kerendahan hati,” ujarnya.
Sambutan berikutnya disampaikan oleh Pastor Paroki, Fr. Dami N. Beliau mengisahkan perjalanan P. Tillemans, mulai dari perjumpaannya dengan para tetua di Maatadi, perjalanan menelusuri Gunung Makiyai hingga tiba di Wagomani, serta alasan penetapan tanggal 5 Oktober sebagai Hari Injil Masuk di Wilayah Debey. Beliau juga menyampaikan harapan agar tempat ziarah ini mendapat dukungan moral dan material dari Pemerintah Kabupaten Deiyai, Keuskupan Timika, dan Dekenat Tigi.
Setelah sambutan, acara dilanjutkan dengan Ebamukai, dan hasil pengumpulan mencapai Rp7.915.000,00. Dana ini akan digunakan sebagai modal awal pembangunan dan penataan tempat ziarah.
Acara terakhir adalah Ramah Tamah, yang dibagi dalam dua kelompok: Rombongan Bupati, Pastor Dekan, serta tamu undangan di Pastoran. Umat dari berbagai marga, seperti Apikopa, Yamekopa, dan Waine dari Dogiyai, berkumpul di tempat acara utama untuk makan bersama dalam suasana penuh persaudaraan.
PENULIS: DAMI N. DEBEY







