MENGENANG USKUP JHON PHILIP GAIYABI SAKLIL, PR: SEBUAH PERJALANAN MENUJU MAKAM DI TIMIKA
Timika, Papua, Kamis, 3 Oktober 2024 — Sebuah perjalanan spiritual membawa saya menuju peristirahatan terakhir Uskup Jhon Philip Gaiyabi Saklil, Pr, di Timika. Perjalanan ini bukan sekadar ziarah, melainkan refleksi mendalam atas pesan-pesan yang pernah beliau sampaikan, yang tetap relevan hingga saat ini.
Kenangan tahun 2016 masih terukir jelas dalam benak saya. Saat itu, saya berkesempatan bertemu dengan beliau yang masih hidup. Namun hari ini, saya berdiri di hadapan makamnya, merenungkan perjalanan hidup dan warisan pesan-pesan yang telah beliau tinggalkan.
Dalam suasana khidmat pemakaman, Uskup Jhon Philip dengan penuh keprihatinan pernah menyampaikan pesan yang menggugah hati. Beliau mengingatkan ancaman serius terhadap keberlangsungan ras Melanesia, khususnya orang Papua. “Pemusnahan ini semakin lancar,” tegas beliau. “Maka, jaga diri baik-baik, untuk semua orang Papua dari Sorong sampai Samarai.”
Pesan ini bukan sekadar peringatan, melainkan sebuah ajakan untuk berjuang bersama menjaga kelestarian budaya dan identitas orang Papua. Uskup Jhon Philip mengingatkan bahwa ancaman terhadap keberadaan orang Papua bukan hanya datang dari luar, tetapi juga dari dalam diri kita sendiri.
Selain itu, beliau menekankan pentingnya menjaga tanah sebagai sumber kehidupan. “Jangan jual tanah,” pesan beliau dengan tegas, “tapi hiduplah dari hasil olahan tanah, karena tanah merupakan mama kita.”
Pesan ini mengandung makna mendalam tentang hubungan erat antara manusia dan alam, terutama tanah. Tanah bukan hanya sumber ekonomi, tetapi juga simbol kehidupan dan identitas yang harus dijaga dan dilestarikan.
Kunjungan saya ke makam Uskup Jhon Philip bukan sekadar penghormatan kepada almarhum, melainkan juga sebuah refleksi atas warisan pesan-pesan yang telah beliau tinggalkan. Pesan-pesan yang relevan dengan kondisi Papua saat ini, di mana ancaman terhadap budaya, identitas, dan kelestarian alam terus mengintai.
Di antara deretan makam para pastor lainnya, makam Uskup Jhon Philip berdiri kokoh, menjadi simbol perjuangan dan pengabdian beliau untuk gereja dan masyarakat Papua. Kepergiannya meninggalkan duka yang mendalam, namun pesan-pesan yang beliau tinggalkan akan terus menjadi inspirasi bagi generasi penerus dalam menjaga kelestarian budaya, identitas, dan tanah Papua.
Kunjungan ke makam ini menjadi bukti nyata bahwa pesan-pesan Uskup Jhon Philip masih hidup dan terus menginspirasi. Meski beliau telah tiada, semangat perjuangan dan pengabdiannya akan terus hidup di hati setiap orang Papua.
Semoga Tuhan senantiasa memberkati dan menyertai kita semua dalam menjaga warisan budaya, identitas, dan tanah Papua, sebagaimana pesan yang telah diwariskan oleh Uskup Jhon Philip Gaiyabi Saklil, Pr.
PENULIS: MUSA BOMA