Majalah Gaiya

CINTA BUNDA MARIA YANG MENYELAMATKAN PENDOSA

Sebuah Cerpen

“Aku rindu Oktober, kontas putih di tangan Mama, jalan sore-sore ke Gua Maria.” Memasuki bulan Oktober, selain syair lagu Ivan Nestorman (penyanyi kenamaan asal Lamalera–Flores) ini, saya juga selalu teringat pada sebuah kisah klasik yang menarik. Kisahnya kira-kira begini, semoga bisa menjadi inspirasi.

Ada seorang pendosa berat. Ia wafat dan masuk neraka. Suatu saat, di dalam neraka, ia menyesal atas segala salah dan dosa-dosanya. Ia penasaran dengan kehidupan di surga. Karena itu, ia bertekad kuat untuk menerobos surga dari neraka. Ia berpikir keras mencari jalan terbaik untuk bisa menyeberang dari neraka menuju surga.

Akhirnya, setelah bertahun-tahun memikirkan dan menyiapkan jalan, ia menemukan seutas tali. Ia bentuk tali itu menyerupai kalung rosario dan membentangkannya dari sebuah tiang di neraka menuju surga. Dengan penuh perjuangan, ia berhasil tiba di Kerajaan Surga setelah melewati jalan yang teramat panjang, berliku, dan sulit.

Di dalam surga, ia berkeliling menikmati keindahan yang menakjubkan. Namun, beberapa malaikat penjaga curiga melihatnya.

“Sepertinya ia ini orang asing,” ujar seorang malaikat.
“Benar. Dari ciri-cirinya, jelas ia bukan penghuni surga,” sahut malaikat lain.
“Ia penghuni neraka. Coba lihat busana yang ia kenakan,” tegas malaikat ketiga.

Mereka pun sepakat menangkap si pendosa dan membawanya ke hadapan Rasul Petrus, pemegang kunci surga.

“Salam, Rasul Petrus. Kami baru saja menemukan seorang penghuni neraka yang menerobos masuk ke surga,” lapor malaikat dengan tegas.

“Bagaimana mungkin ia bisa menembus sistem keamanan surga yang begitu ketat?” tanya Petrus dengan heran.

“Kami juga tidak tahu. Tapi yang jelas, ia sudah berhasil melewati dinding surga yang kokoh. Apa yang harus kita lakukan padanya?” tanya malaikat lain sambil menodongkan tombaknya.

“Surga bukan tempat bagi pendosa. Ia harus dipulangkan kembali ke neraka,” jawab Petrus tegas.

Saat pengadilan itu berlangsung, Bunda Maria datang setelah mendengar kabar tentang peristiwa itu. Dengan tatapan penuh kasih, ia memandang si pendosa yang malang itu.

“Anak-anakku, apa yang sedang kalian ributkan di sini?” tanya Bunda Maria.

“Maaf, Bunda,” jawab Petrus, “kami sedang mengadili orang ini. Ia berani menerobos surga secara liar. Kami akan mengusirnya kembali ke neraka, sebab surga bukanlah tempat bagi manusia pendosa berat.”

Bunda Maria menatapnya penuh belas kasih.

“Ia sudah bersusah payah tiba di sini. Aku tidak setuju bila ia dibuang kembali ke neraka,” kata Bunda Maria dengan tegas.

Namun, Petrus tetap menolak. “Tidak bisa, Bunda. Surga adalah tempat suci. Kehadiran seorang pendosa akan mencemarkan kekudusan surga. Bagaimana jika nanti banyak pendosa meniru jejaknya? Itu berbahaya bagi kesucian surga.”

Bunda Maria menjawab lembut namun tegas, “Petrus, surga ini memang diperuntukkan bagi para pendosa yang mau bertobat. Surga bukan hanya milik manusia suci sejak lahir, melainkan tempat kasih Allah bagi mereka yang bertobat. Aku yakin orang ini sudah mengakui kesalahannya dan bertobat, sebab itu ia berhak tinggal di surga.”

Tetapi Petrus tetap bersikeras. Akhirnya ia berkata, “Baiklah, kita undang Guru kita sendiri, Yesus, untuk memutuskan perkara ini.”

Yesus pun datang. Melihat kerumunan itu, Ia bertanya, “Ada apa ini, Kefas? Ibu? Mengapa kalian memanggil-Ku?”

Petrus menjelaskan panjang lebar bagaimana seorang pendosa berhasil masuk surga, lalu menyampaikan bahwa ia berencana mengusirnya kembali, tetapi Bunda Maria menolak.

Yesus menoleh kepada Ibu-Nya. Maria dengan air mata yang berlinang menggelengkan kepala, tanda ia memohon agar Yesus tidak mengusir si pendosa. Hati Yesus pun luluh.

“Yesus berkata, “Petrus, pendosa ini sudah berjuang keras hingga tiba di sini. Itu tanda bahwa ia telah melalui proses penyucian diri. Karena itu, Aku putuskan ia boleh tinggal di surga. Ibu, bawalah dia bersamamu.”

Yesus lalu menutup, “Baiklah, semuanya kembali ke tempat masing-masing. Salam damai untuk kita semua.”

Maria tersenyum tipis, penuh terima kasih, sebab Yesus menuruti bisikan hatinya yang penuh belas kasih. Akhirnya, si pendosa sah menjadi penghuni surga berkat cinta keibuan Bunda Maria yang penuh rahmat.

SELAMAT MEMASUKI BULAN MARIA, JANGAM LUPA BERDOA ROSARIO, SALVE…..

Penulis: Fr. Siorus Ewainaibi Degei

Allo
Author: Allo

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button