Majalah Gaiya

PERAN GEMBALA DALAM MISI ALLAH

Oleh: Pastor Sugiyatanggu Awetopeai Magay, Pr

Pertengahan Desember 2024, kita dikejutkan oleh sebuah kasus kekerasan yang dialami oleh salah seorang pastor Katolik di wilayah Paniai. Peristiwa ini menimbulkan sejumlah pertanyaan: Apakah hal seperti ini wajar? Apakah perilaku ini terpuji? Dan lebih jauh lagi, apa dampaknya bagi generasi mendatang?

Mari kita merenungkan kembali sejarah masuknya Injil dan salib Kristus ke Papua, khususnya di wilayah Mepago. Mereka yang menolak kehadiran misionaris, baik Katolik maupun Protestan sering menghadapi berbagai pencobaan. Sebaliknya, mereka yang menerima kehadiran para misionaris menikmati kemajuan dan keberhasilan, yang berkatnya dirasakan hingga saat ini oleh anak-cucu mereka.

Namun, apa yang terjadi sekarang tampaknya bertolak belakang. Ada banyak penolakan, penghinaan, bahkan kekerasan terhadap para pastor dan pendeta. Dalam situasi ini, penting bagi kita semua untuk bersikap bijak agar tidak terjebak dalam akibat buruk, baik secara spiritual maupun sosial.

Mengapa Kita Harus Menghormati Para Pastor dan Pendeta?

Para pastor dan pendeta adalah pribadi-pribadi yang dipilih oleh Allah untuk menggembalakan umat-Nya. Dalam Injil Matius 9:35-39, Yesus berkata, “Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit.” Dengan kuasa-Nya, Allah Tritunggal memilih para gembala ini untuk menjaga dan membimbing domba-domba-Nya. Oleh karena itu, Allah sendiri akan melindungi mereka dan memberikan sanksi kepada siapa pun yang mencelakai mereka, baik melalui tindakan fisik maupun hinaan.

Bagi siapa saja yang pernah mencela, menghina, atau bahkan menyakiti para gembala, penting untuk meminta maaf dan melakukan rekonsiliasi. Dengan demikian, pengampunan sejati dari Tuhan dan dari para gembala yang juga manusia dapat terwujud.

Sebuah Ajakan Refleksi

Tulisan ini adalah himbauan bagi kita semua, baik umat maupun gembala, untuk terus menjalankan misi Allah di dunia ini dengan penuh kasih dan tanggung jawab. Ini adalah kesempatan untuk merenungkan kembali sikap kita terhadap para gembala yang telah dipanggil Allah.

Para pastor dan pendeta tidak dipilih karena kehebatan mereka, tetapi karena Allah berkenan menggunakan mereka sebagai alat-Nya. Seperti Yesus memilih dua belas murid yang berasal dari latar belakang berbeda, demikian pula para gembala yang dipilih untuk melayani umat Allah.

Penutup

Semoga refleksi ini membantu kita semua untuk semakin bijak dalam menghormati mereka yang telah dipanggil untuk menggembalakan umat Allah. Dengan demikian, misi Allah dapat terus terwujud dalam dunia ini. Mari kita jaga sikap kasih, hormat, dan penghargaan terhadap para gembala, agar mereka dapat terus menjalankan tugas mulia yang telah dipercayakan oleh Tuhan.

Keuskupan Timika

Official WEB Keuskupan Timika di kelola oleh Komisi Komunikasi Sosial

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button