PAROKI ST. FRANSISKUS OBANO RAYAKAN HARI ULANG TAHUN PAROKI KE-53
![](https://www.keuskupantimika.org/wp-content/uploads/2024/12/s-700x470.jpeg)
KEUSKUPANTIMIKA.ORG – Minggu, 1 Desember 2024, Umat Paroki Santo Fransiskus Obano menggelar beberapa momen penting yakni Misa Minggu Adven I sekaligus perayaan ulang tahun Paroki Obano yang ke-53 serta pelantikan Pewarta dan Akolit. Pastor Sebastianus Ture Liwu, Pr keuskupan Timika sebagai Pastor Vikaris Parokial mendapat delegasi dari Pastor Sebastianus Amamean, Pr selaku Dekan Dekenat Paniai sekaligus menjabat sebagai Pastor Paroki Obano, untuk memberkati dan melantik seorang yang dipilih dari kalangan umat Allah menjadi Pewarta yang akan mengemban tugas membaca, merenungkan, meresapkan dalam hati dan memaklumkan Sabda Allah kepada saudara saudarinya dan sebagai Akolit, ia membantu Imam dan Diakon dalam pelayanan di altar.
Dalam perayaan Misa, Pastor Sebastian Liwu mengajak umat Allah agar sungguh-sungguh memaknai perayaan HUT Paroki yang ke-53 menjadi momen terbaik yang mengajak umat untuk selalu berjaga-jaga dalam doa sambil membenahi diri dengan perkataan dan perbuatan yang mencerminkan kedewasaan baik dalam bersikap, berpikir dan bertindak. Lebih jauh lagi Pastor Sebastian Liwu mengajak umat untuk bangkit dan berani mengangkat muka melihat dan merasakan keadaan di sekelilingnya.
Sebagaimana tema perayaan HUT Paroki Obano ke-53, “Kita Siap Secara Dewasa di Kampung” maka pastor rekan Paroki Obano yang baru itu menegaskan bahwa Kerajaan Allah yakni keadilan, sukacita, damai sejahtera dan kerajaan kasih dapat bertumbuh di atas tanah Papua dan pada khususnya dapat tumbuh di dalam hati umat Paroki Obano, apabila kita semua sudah memiliki tiga hal penting yakni, pertama: membangun kesadaran akan keadaan lingkungan, sadar akan kekayaan sumber daya alam, sadar akan sebab-akibat konflik vertikal dan horizontal di sekitar kita dan sadar akan menurunnya semangat hidup menggereja. Kedua: berani mengubah mentalitas yang lama ke mentalitas yang baru. Hari-hari ini di tanah Papua, ada begitu banyak umat atau masyarakat yang memiliki mentalitas yang sedang dirusaki oleh sistem, kekuasaan dan uang. Semakin menurunnya semangat mengembangkan Dimi, Gai, Ekowai. Ada oknum-oknum tertentu ketika mendapat dana kampung, mereka mulai meninggalkan Gereja, tidak pernah terlibat dalam kegiatan menggereja dan bahkan menjual tanah untuk memenuhi keinginan sesaat dengan uang hasil jual tanah. Jika mentalitas jual tanah masih ada di umat Paroki ini, maka itu tandanya mentalitas kita belum dewasa dan perayaan HUT ke-53 ini mungkin tidak berarti apa-apa. Kita harus bangun dan bangkit dari keterpurukan mentalitas dan berjuang hidup sebagai anak-anak Allah yang merdeka dalam Kristus. Ketiga: berani mengubah cara berpikir yang lama ke pola pikir yang baru. Kerajaan Allah bertumbuh di tengah-tengah kita merupakan pilihan dan harapan. Jika harapan itu menjadi kenyataan maka perlu ada kerja sama. Pendidikan merupakan pintu bagi masa depan generasi Papua yang cerah maka dari itu orang tua perlu mendorong anak-anak agar selalu rajin ke sekolah karena guru-guru sudah rela hadir di tempat ini mereka siap mendedikasikan seluruh hidup dan pengetahuan mereka demi mengembangkan pengetahuan, karakter dan keterampilan anak-anak kita. Jagalah para guru kita dan bangunlah kerjasama yang baik untuk mutu pendidikan di tanah ini.
Usai Perayaan Ekaristi, seluruh umat bersama Pastor Sebastian Liwu mengikuti prosesi pemotongan kue Ulang Tahun di depan Gereja Katolik St. Fransiskus Obano. Pada Perayaan HUT itu kurang lebih 300 orang yang hadir termasuk kepala suku besar Obano Fitalis Pigai, para pewarta stasi (Epabutu, Waipa, Moma, Awitidagi dan Bado), panitia HUT Paroki dan Natal, bapak Martinus Pigai selalu Ketua Dewan Pastoral Paroki, para guru, serta segenap umat beriman.
Seluruh umat sangat antusias mengambil bagian dalam merayakan HUT Paroki yang ke-53. Kegembiraan umat Paroki ditandai dengan keaktifan mereka dalam bakar batu 1 ekor babi dan 35 ekor ayam. Puji Tuhan, sebab perayaan tersebut boleh berjalan dengan baik dan lancar tanpa sesuatu gangguan apapun. ***PASTOR KAMPUNG, SEBASTIAN LIWU, PR