MENDEWASAKAN IMAN: ADMINISTRATOR KEUSKUPAN TIMIKA LAYANI KRISMA DI PAROKI TIMEEPA
KEUSKUPANTIMIKA.ORG – Pada Rabu, 14 Agustus 2024, Administrator Keuskupan Timika, Pastor Marthen Ekowaibi Kuayo, Pr melayani Sakramen Krisma kepada umat di Paroki Kristus Penebus Timeepa. Perayaan ini merupakan momen penting bagi umat di paroki tersebut, mengingat Penerimaan Sakramen Krisma terakhir kali dilayani di sana sepuluh tahun yang lalu.
Proses persiapan untuk Penerimaan Sakramen Krisma ini telah dimulai sejak bulan Mei, dengan pembentukan panitia khusus. Bersama dengan umat dan Pastor Paroki, berbagai persiapan dilakukan, termasuk membersihkan jalan dari lingkungan Gereja hingga ujung jalan Timeepa, mencari dana, dan menghadapi berbagai tantangan di medan yang berat. Semua upaya ini menunjang kesuksesan Perayaan Ekaristi Kudus yang meriah dan penuh hikmat.
Dalam homilinya, Pastor Administrator Keuskupan Timika, Pastor Marthen mengajak para krismawan, krismawati, dan seluruh umat untuk mendewasakan iman mereka dan menjadi saksi Kristus. Roh Kudus yang diterima oleh para penerima Krisma hari ini adalah Roh hikmat, pengertian, nasihat, keperkasaan, pengenalan, takut akan Allah, dan kebenaran. Umat diingatkan untuk hidup sesuai dengan tuntunan Roh Kudus, yang akan membawa mereka ke jalan keselamatan.
Pelindung Paroki, yaitu Kristus Penebus, menjadi inspirasi utama dalam perayaan ini. Umat diingatkan untuk selalu hidup dalam Roh Kristus Penebus, berdoa dengan Doa Kerahiman Ilahi, dan terus berbuat baik sebagai anak-anak Allah.
Setelah homili, Sakramen Krisma diterimakan kepada 26 katakumen. Ketua panitia, Petrus Petege, menyampaikan rasa syukur kepada Allah dan terima kasih kepada Administrator Keuskupan Timika atas pelayanannya. Pastor Paroki Timeepa, Pastor Yeskiel Tawakidua Dole Belau Pr, juga mengungkapkan rasa syukur dan terima kasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam persiapan dan perayaan ini.
Usai Perayaan Ekaristi dilanjutkan dengan makan bersama, di mana umat menikmati masakan bakar batu di halaman Gereja sebagai ungkapan syukur dan perjamuan cinta kasih. Pada sore harinya, umat pulang ke rumah masing-masing dengan sukacita, membawa pulang kenangan akan perayaan yang penuh berkat ini. *** P. YESKIEL BELAU, PR