HIDUP SEBAGAI ALAT KEBENARAN-NYA
Di dalam refleksi ini, mengantar kita pada Surat Paulus kepada Jemat di Roma yang berbunyi “Serahkanlah anggota-anggota tubuhmu kepada Allah untuk menjadi senjata-senjata kebenaran” (Bdk. Rom 6:13b). Mengapa Allah sebagai alat kebenaran-Nya?, dan bagaimana memaknai kebenaran Allah itu dalam kehidupan kita saat ini?. Untuk menjawab pertanyaan ini, akan mengguaraikan didalam pembahasan ini. Allah adalah sumber hidup dan kebenaran sejati. Kebenaran Allah yang sejati merupakan Roh Allah yang menganugerakan diri-Nya kepada kita manusia, supaya kita hidup menurut ajaran-Nya. Sehingga kehidupan kita manusia dapat berjalan menurut perintah-Nya yaitu hidup menurut Roh dan mempersembahkan diri sepenuh-Nya kepada Dia yang menciptakan kita yang sempurna. Kesempurnaan hidup dapat dilihat ketika kita dapat mewartakan kebenaran Allah itu dalam hidupnya dengan penuh setia. Oleh karena itu, kita semua sebagai alat kebenaran-Nya dipanggil untuk mewartakan kebenaran Allah itu dalam hidup panggilan kita masing-masing sebagai pelaku kebenaran Allah itu dengan setia.
Allah adalah sumber kasih dan sumber keselamatan yang menghantar kita pada keselamatan sejati. Sehingga kita semua dipanggil untuk menyembah raja kebenaran dan kehidupan kita sebagai sumber kebenaran sejati. Oleh karena itu, marilah kita memuji Dia dengan seruan “Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus” (Bdk. Ef 1:3). Yesus menjadi pembawah kebenaran yang lebih nyata bagi bangsa dalam kehidupan dan menganugerahkan kesatuaan, cinta kasih dan damai, supaya dalam kehidupan kita memberikan kesaksian tentang kebenaran dan keselamatan yang kita menghidupi didalam hidup kita ini.
Setiap kita adalah pelaku kebenaran di zaman ini, mengapa karena kita ada untuk mewartakan kebenaran akan kasih Allah itu kepada sesama kita dengan hati yang terbuka. Membuka hati terhadap setiap perkembangan hidup panggilan Allah untuk bersaksi tentang kebenaran sejati. Karena setiap kita yang setia pada kebenaran-Nya maka “Orang dibenarkan bukan karena melakukan hukum, melainkan karena iman akan Yesus Kristus” (Bdk. Gal 2:16). Setiap kita merinduhkan kemulian Allah yang dinyatakan dalam diri kita sebagai sumber kebenaran, karena kebenaran itu dipenuhi oleh cinta kasih, sehingga kita semua diajak untuk menjaga iman yang benar dan mempersatukan serta membebaskan kita.
Maka itu Allah hadir untuk memulihikan dunia yang rapuh ini. Allah hadir untuk memulihkan dan memilihara umat-Nya dari kehancuran iman akibat kebenaran diinjak-injak dan disingkirkan dari kehidupan kita manusia. Untuk itu dalam langkah membangun iman akan kebenaran Allah perlunya kesadaran dan membaharui sikap belas kasih Allah terhadap sesama setiap manusia, sebagai sumber pelaku kebenaran. Sehingga kehidupan manusia sebagai pelaku kebenaran Allah mengangkat nilai-nilai hidup keluarga yang bermartabat dan bertobat pada apa yang diberikan oleh Allah kepada kita manusia yang bersumber pada nilai belas kasih Allah itu sendiri. Tetapi dalam situasi hidup itu perlunya juga mengubah gaya hidup untuk menghidupi belas kasih Allah itu didalam dirinya dengan setia dan bertanggung jawab atas kasih Allah itu dalam kehidupan bersama.
Bagaimana alat kebenaran itu menghadirkan buah yang baik bagi kehidupan bersama. Pertanyaan itu menjadi suatu patokan yang bisa menghantar kita pada bagaimana kita manusia beriman pada Yesus Kristus yang sejati. Artinya bahwa hidup sepadan dengan kehendak Allah yang menyatkan diri-Nya dalam tindakan nyata, bahwa kita semua dipanggil untuk mewartakan sukacita kasih Allah yang menyelamatkan. Melihat karya Agung Allah itu, mengajak setiap kita untuk dapat memahami diri-Nya secara benar. Kita adalah pembawa dan pelaku kabar kebenaran yang terus berkembang demi nilai kehidupan kita yang sedang berkembang sebagaimana dengan perkembangan kehidupan manusia pada masa kini. Rencana kehidupan itu bersumber pada sukacita kasih Allah, yang dapat memahami kebenaran Allah bersama dan kepentingan umat untuk “Bersukacitalah karena Tuhan Allahmu” (Bdk. Yun 23), hal ini mau mengatakan kepada kita bahwa Tuhan hadir sebagai pewarta kebenaran iman, yang bersumber pada keselamatan hidup bersama sebagai anggota Tubuh Kristus yang sama dan satu. Oleh karena itu, hendaknya kita hadir untuk membagikan sukacita kepada sesama kita dengan hati yang terbuka dan bertanggung jawab atas karya dan rencana kasih Allah itu kepada setiap manusia yang kita jumpai bersama, untuk itulah kita sebagai pembawa sukacita kehidupan kepada sesama kita.
Dalam perjalanan hidup kita pada kesempatan ini, kita diajak untuk mewartakan kebenaran Allah itu dalam hidup bersama dikomunitas, kelompok, suku, marga, ras, dan dilingkungan masyarakat sebagai satu anggota keluarga yang berlandaskan pada nilai kebenaran dan cinta kasih Allah. “Allah adalah kasih” (1Yoh 4:7-10). Karena Allah sendiri adalah sumber kasih dan cinta sejati. Cinta kasih yang berasal dari akan memerdekan setiap orang manusia dan setiap orang dipanggil untuk memerdekan diri dan orang lain. Kita sebagai pewarta kasih Allah, hendaknya kita perlu memperjuangkan nilai-nilai kebenaran Allah itu dalam kehidupan kita bersama. Karena kebenaran Allah adalah pemilik seluruh alam semesta. Artinya bahwa melalui relasinya dengan sesama manusia dan ciptaan-Nya kita dapat merasakan kedekatan diri kita dengan pribadi Allah dalam hidup kita ini, dengan penuh setia dan tulus.
Sehingga kita semua diajak untuk membangun relasi bersama orang lain sebagai satu keluarga Allah, dan mengajak kita menjadi orang beriman yang sejati. Supaya kehidupan kita dapat mengutamakan nilai-nilai kebenaran Allah itu dalam hidup bersama dengan bersukacita. Sebab Allah adalah Bapa yang mengajarkan kita kehidupan dalam membangun relasi yang pribadi dekat dan mesra dengan Allah. Dan setiap kita dipanggil untuk menjadi pelaku cinta kasih. Pengajaran ini lebih pada nilai cinta kasih yang diwartakan oleh Yesus yang mencakup dalam cinta kepada Allah dan kepada kita manusia (lih.Mat 22:37-39). Kita bisa memahaminya melalui penderitan Yesus yang rela mati bagi kita. Hal ini merupakan salah satu bukti nyata cinta Allah kepada kita manusia, sehingga Putra-Nya rela menderita dan mati bagi kita yang tak mau bertobat. Dari semua uraian diatas, kita semua dipanggil dan diajak untuk berani mewartakan dan menghadirkan kebenaran Allah yang penuh cinta kasih, dalam setiap kehidupan kita pada zaman modern ini. Karena kebenaran ini menjadi jaminan bagi orang percaya untuk teguh dalam iman kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Kristus dalam hidup kita, sehingga kita semua menjadi pelaku kebenaran ditengah-tengah dunia yang sedang berkembang ini. Ajakan ini menjadi dasar hidup panggilan setiap kita.
Marilah kita bersama mencintai kebenaran Allah itu dalam hidup kita dengan setia pada hidup kita. Karena Yesus Kristus sendiri mengajarkan dan menasehati setiap kita bahwa “Semuanya itu kutuliskan kepada kamu, supaya kamu yang percaya kepada nama Anak Allah, tahu bahwa kamu memiliki hidup yang kekal” (1Yoh 5:13). Perikop Injil ini, mau menunjukkan kasih-Nya kepada kita, supaya kita percaya dan mewartakan kebenaran-Nya. Artinya bahwa kita semua dipanggil untuk bersaksi tentang kebenaran dan kasih yang bersumber dari Allah itu kepada sesama kita, dengan penuh setia dan bertanggung jawab atas kebenaran Allah itu, karena kebenaran Allah adalah kebenaran yang sejati dan kekal. pertobatan dan mewartakan kebenaran Allah itu dengan penuh setia.
PENULIS: FR. YUVEN MIGANI BELAU