PAROKI SANTO YOHANES PEMBABTIS BILAI STASI SANTA SISILIA BEGETALIPA BUKA KEMBALI GEREJA SETELAH 15 BULAN TUTUP
KEUSKUPANTIMIKA.ORG – Pada hari Kamis, 30 November 2023 Gereja Universal Merayakan Pesta Wajib Santo Andreas Rasul, tak terkecuali Paroki Santo Yohanes Pembabtis Bilai Stasi Santa Sisilia Begetalipa. Umat tidak hanya merayakan Pesta Wajib secara Universal, tetapi juga secara khusus mengadakan rekonsiliasi sekaligus membuka kembali Gereja Stasi yang selama 15 bulan tutup.
Stasi Santa Sisilia Begetalipa adalah sebuah stasi yang dimekarkan dari Paroki Santo Yohanes Pembaptis Bilai, Dekenat Moni – Puncak Jaya, Keuskupan Timika dan didirikan pada tanggal 8 Agustus 2005.
Pastor Silvester Ekowaagaibi Dogomo, Pr, selaku Pastor Paroki dan salah seorang penerjemah bersama misdinar mengenakan busana putih, karena hari ini adalah hari yang menggembirakan bagi umat di Stasi tersebut. Umat yang sudah 15 bulan tidak mendengarkan Sabda Tuhan serta menyantap Tubuh dan Darah Kristus, kini mereka dapat merasakan dan mengalami Kembali Kasih Tuhan. Kristus yang hadir dalam rupa Roti dan Anggur memberikan kebahagiaan tersendiri bagi mereka. Hari Kabar Gembira karena hari ini adalah hari di mana mereka melakukan rekonsiliasi budaya, rekonsiliasi Kristiani serta mendengarkan Sabda Tuhan dan menyambut Tubuh dan Darah-Nya.
Stasi Santa Sisilia Begetalipa telah tutup selama 15 bulan. Stasi ini ditutup karena terjadi kasus perselingkuhan yang berujung pada pembunuhan umat dari Stasi Santo Paulus Bamba. Karena alasan itu, Dewan Paroki Santo Yohanes Pembaptis Bilai mengambil alih untuk menutup kedua gereja stasi tersebut pada Bulan September 2022 lalu. Selain itu, Dewan Paroki juga memberikan sangsi kepada kedua stasi agar umatnya menyerahkan satu ekor ayam dan uang sebesar Rp. 2.500.000 kepada gereja paroki. Sangsi ini ditambah lagi dengan sangsi yang diberikan oleh Pastor Paroki pada Minggu, 26 November 2023 untuk membuat pagar keliling Gereja Paroki dan Pastoran dengan maksud agar umat yang bermusuhan dapat saling bertemu dan menemukan bahwa mereka adalah sesama manusia yang seharusnya saling memaafkan, membantu dan mengembangkan.
Selanjutnya, setelah masalah budaya itu telah diseslesaikan dan telah lunas tuntutan dari Paroki, BPGS dan Pewarta, maka Stasi Santo Paulus Bamba membuka kembali Gereja dengan mengadakan Rekonsiliasi pada Selasa, 04 April 2023 lalu di halaman Gereja. Perayan itu dipimpin oleh Pastor Selpius Paapaa Goo, Pr ketika mengadakan Asistensi Paskah di Paroki Santo Yohanes Pembaptis Bilai dan didampingi oleh Frater Ferdinand Mote yang sedang menjalani Tahun Orientsi Pastoral (TOP). Hal ini dilaksanakan setelah serah terima Pastor Paroki lama, Pastor Yoseph Tui Papaa Pitoo Bunai, Pr kepada Pastor Paroki Baru, Pastor Silvester Ekowaagaibi Dogomo, Pr pada Sabtu, 01 April 2023.
Sementara itu, masalah yang terjadi di dalam lingkungan Stasi Santa Sisilia Begetalipa masih berlanjut hingga pada hari Kamis, 30 November 2023. Pembukaan Gereja dan Rekonsiliasi itu terjadi karena Ketua BPGS dan Pewarta melaporkan kepada Pastor Silvester di Pastoran Santo Yohanes Pembabtis Bilai pada Minggu, 26 November 2023 bahwa ingin beribadat, maka ingin membuka Kembali Gereja. Pastor Silvester kemudian memberikan kesempatan kepada umat dalam tiga hari untuk Persiapan.
Tepat pada Rabu, 29 November dilaporkan bahwa umat telah siap untuk membuat rekonsiliasi dan membuka Gereja. Pastor Silvester kemudian menuju ke Stasi Santa Sisilia Begetalipa bersama Dewan Paroki dan Ketua Panitia Natal. Pastor Silvester sendiri melihat, mengakui kehebatan dan Persatuan serta kerinduan umat untuk Kembali beribadat.
“Saya menemukan sesuatu yang baik di sini. Saya bangga. Saya harap persatuan ini jangan hanya berhenti di sini. Tetapi itu kita harus pertahankan dan kembangkan terus selama gereja masih berziarah di dunia.” Hal itu dikatakan oleh pastor Silvester, karena ia sendiri menemukan bahwa sebagian umat yang satu dua hari sebelumnya ditemuinya di Sugapa, sudah ada di Begetalipa.
Dalam homilihnya, Pastor Silvester juga menegaskan agar umat dapat meninggalkan yang lama dan mengambil hikmahnya lalu kembangkan dan menuju ke masa depan yang lebih cerah.
“Yesus sendiri mengajak kita agar kita meninggalkan masa lalu dan mengikutinya seperti yang dilakukan oleh Simon Petrus dan Andreas saudaranya serta Yakobus dan Yohanes saudaranya yang bersedia dan mampu meninggalkan orangtua dan pekerjaan harian mereka: Jala dan perahu”. Ungkapnya.
Pastor Silvester merasa terharu karena Sabda Tuhan yang didengarkan pada saat itu sesuai dengan kenyataan yang terjadi dan sangat Kontekstual dengan situasi umat. Maka itu, Pastor Silvester mengawalinya dengan mengatakan: “Hari ini terjadi keselamatan di rumah ini karena semua yang ada di rumah ini adalah anak-anak Abraham. Itu bukan saya yang mengatakan tetapi itu kata Yesus kepada Zakeus, Sang pemungut cukai.” Ungkapnya.
Selanjutnya, Ketua BPGS yang sekaligus adalah Ketua Panitia Pelaksanaan Rekonsiliasi dan buka kembali gereja stasi, mengucapkan banyak terima kasih kepada Pastor Paroki, Tim Pastoral Paroki dan Panitia Natal yang telah hadir untuk membuka gereja.
“Saya mengucapkan terima kasih banyak kepada Pastor Paroki, Dewan Paroki dan Ketua Panitia Natal yang datang membuka kami punya gereja. Selebihnya, Tuhan yang akan balas.” Ungkapnya.
Perayaan Rekonsiliasi dan membuka Kembali Gereja dipimpin langsung oleh Pastor Paroki, Pastor Silvester dan didampingi oleh Dewan Paroki yang juga sebagai akolit dan penerjemah. Hal itu dilaksanakan setelah pada malamnya para kepala suku yang ada di Begetalipa melaksanakan Rekonsiliasi budaya. *P. SEED