
Masa Adven adalah waktu yang penuh dengan harapan, refleksi dan persiapan untuk menyambut kedatangan Sang Juruselamat pembawa kasih dan damai bagi semua umat manusia. Dalam perjalanan spiritual ini, kita diajak untuk merenung, memperbaiki hubungan dengan Tuhan dan meningkatkan kasih terhadap sesama. Masa Adven ini mengingatkan kita tentang pentingnya menyalakan cahaya dalam hidup kita, cahaya yang dapat menyulut cinta dan damai, baik dalam diri kita sendiri maupun dalam kehidupan sehari-hari bersama.
Merenung dan Memperbaiki Diri
Masa Adven adalah saat yang tepat untuk berhenti sejenak dari rutinitas yang seringkali membuat kita terjebak dalam kesibukan duniawi. Adven mengundang kita untuk melihat ke dalam diri, memperbaiki hubungan kita dengan Tuhan, dan memperbarui komitmen kita untuk hidup dalam kasih dan damai yang mana ditegaskan dalam (lih. 1Yoh 4:7-8) bahwa“Saudara-saudaraku yang terkasih, marilah kita saling mengasihi, karena kasih itu berasal dari Allah, dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah. Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih”. Inti dari segala tindakan Kristen, dan kasih ini berasal dari Allah sendiri. Cinta yang sejati tidak hanya berasal dari usaha manusia, tetapi juga dari pemberian Tuhan yang harus kita terima dan bagikan kepada sesama.
Dalam momen ini, kita dipanggil untuk mengingat kembali nilai-nilai Kristus yang mengajarkan kita untuk hidup saling mengasihi dan mengampuni berdasarkan kasih Kristus. Refleksi selama Adven memberi kita kesempatan untuk bertanya pada diri sendiri: “Apakah aku sudah menjalani hidup yang penuh kasih dan damai? Apakah aku sudah menjadi saluran berkat bagi orang-orang di sekitarku?” Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini dapat membawa kita pada kesadaran akan pentingnya menjadi pribadi yang lebih baik, yang mampu memberikan cinta dan damai dalam setiap interaksi kita.
Cinta Membangun Kehidupan
Adven mengingatkan kita untuk menyalakan cinta kasih Kristus, bukan hanya di hari-hari spesial atau saat kita merayakan Natal, tetapi dalam setiap aspek kehidupan sehari-hari. Cinta sejati adalah cinta yang melibatkan tindakan nyata untuk kebaikan orang lain. Paus Fransikus melalui ensiklik Evangelii Gaudium (kegembiraan Injil) menegaskan bahwa pentingnya “Perhatian terhadap yang miskin dan terpinggirkan” (EG. 81). Disitulah yang merupakan bukti nyata cinta kepada sesama, terutama kepada mereka yang miskin dan terpinggirkan adalah inti dari misi Gereja untuk mewujudnyatakan kegembiraan Injil yang harus diwujudkan dalam tindakan nyata melalui perhatian berdasarkan cinta akan kekeluargaan, dan persekutuan dalam hidup bersama atas dasar cinta kasih persaudaran yang satu yaitu cinta kasih Kristus sejati.
Cinta akan bertumbuh dan berkembang ketika kita hidup damai dalam keluarga, lingkungan masyarakat, tempat kerja dan komunitas penting pelihara kedamaian dan cinta. Cinta bisa berarti ketika saling memberikan bantuan kepada rekan kerja yang mengalami kesulitan, miskin, menderita, terpingkirkan yang membutuhkan cinta kasih. Cinta kasih akan hidup di keluarga, tempat kerja, dan komunitas ketika saling menjaga, saling memberikan senyuman, saling mendoakan, jujur, setia, saling terbuka, mengampuni, memaafkan, maka disitulah nilai cinta kasih Kristus akan berkembang dalam hidup bersama. Bahkan dalam membangun hubungan sosial yang lebih luas, kita dapat menyalakan cinta dengan berbagi kebaikan kepada orang lain, tanpa melihat perbedaan status, golongan, kulit, budaya, dan suku dalam hidup ini.
Dengan demikian menyulut cinta di masa Adven berarti memperhatikan hal-hal kecil yang sering terlupakan dalam hidup kita, melalui tindakan kasih yang sederhana yang bisa dapat membuat perbedaan yang besar dalam kehidupan orang lain. Seperti kata pepatah, “Cinta yang besar dimulai dengan tindakan-tindakan kecil” dalam hidup sehari-hari secara tulus dan ikhlas.
Damai Menyentuh Setiap Kehidupan
Damai adalah salah satu tema utama dalam Adven. Dalam Injil (lih. Mat 5:9) menyatakan bahwa “Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah”.Di sini, Yesus menyatakan bahwa mereka yang membawa damai adalah orang-orang yang sangat dihargai oleh Tuhan. Damai yang dimaksudkan bukan hanya sebagai kedamaian batin atau ketenangan pribadi tetapi juga sebagai sebuah sikap yang menular ke lingkungan sekitar kita. Di dalam dunia yang penuh dengan konflik dan penuh kekerasan ini, damai menjadi sangat penting. Maka sebagai umat Kristiani, kita dipanggil untuk membawa kedamaian di tengah-tengah situasi kehidupan ini. Itulah tujuan utama kita sebagai pelaku cinta kedamaian.
Di masa Adven ini memberi kita kesempatan untuk memikirkan cara-cara praktis untuk membawa damai dalam kehidupan sehari-hari. Paus Yohanes Paulus II dalam ensiklik Redemptoris Missio mempertegaskan bahwa “Misi tidak hanya membawa pengajaran tentang Yesus Kristus tetapi juga mengupayakan kedamaian sejati” (RM. 6). Melalui artikel ini mengajak Gereja untuk tidak hanya berfokus pada pewartaan kata-kata, tetapi juga membawa damai dan keadilan ke dunia ini, yang sangat relevan dengan semangat Adven untuk berdamai dengan diri sendiri dan mengampuni orang lain, serta menciptakan suasana damai di rumah, tempat kerja atau komunitas, sehingga setiap orang dapat merasakan kedamaian sejati, itulah misi utama kita dalam ini, secara khusus di masa Adven ini.
Membawa Berkah
Masa Adven ini juga mengingatkan kita tentang pentingnya menjadi pembawa berkah bagi orang lain. Hal ini Paus Yohanes Paulus II melalui Redemptoris Missio mempertegaskan bahwa “Misi adalah Kehendak Tuhan untuk Semua Bangsa dan manusia” (RM. 4). Artinya Misi adalah kehendak Tuhan untuk keselamatan semua bangsa dan tidak terbatas pada satu bangsa atau kelompok, melainkan bagi semua orang. Oleh karena itu, setiap orang dipanggil untuk membawa dan membagikan saluran berkat bagi orang lain. Melalui setiap senyum, setiap kata yang menguatkan, setiap tindakan yang penuh kasih itu adalah bentuk dari berkah yang kita bawa kepada sesama manusia di dunia ini.
Dengan demikian, Konsili Vatikan II melalui Lumen Gentium mempertegaskan bahwa membawa damai dan berkah adalah membawa “Misi Gereja untuk Seluruh Umat Manusia” (LG. 11). Inti dari hal ini adalah melibatkan cinta universal yang harus dihidupi oleh setiap anggota Gereja, serta usaha untuk membawa berkah dan damai serta kesatuan di tengah masyarakat, dan menjadi terang yang menyinari kegelapan, dengan tindakan-tindakan kita yang penuh kasih membawa cahaya bagi dunia yang seringkali diliputi oleh kegelapan. Oleh karena itu, Adven bukan hanya menjadi waktu untuk menunggu, tetapi waktu untuk bertindak dengan penuh harapan agar orang lain, dapat merasakan kedamian dalam hidup bersama sebagai saudara.
Menghidupi Berkah Dalam Kehidupan Sehari-hari
Adven adalah waktu yang penuh dengan kesempatan untuk menumbuhkan cinta dan damai dalam hidup kita dan hidup orang lain. Dengan mempersiapkan hati kita untuk kedatangan Kristus, kita dapat menghadirkan kasih, pengertian, dan damai dalam setiap aspek kehidupan kita baik itu dalam hubungan dengan keluarga, teman, kolegalitas atau bahkan dengan orang yang baru kita kenal. Hal diatas merupakan tugas Gereja, sebagaimana ditekankan dalam Lumen Gentium tentang “Sifat dan tugas Gereja” (LG. 2). Artikel ini mau memberikan pesan bahwa, Gereja memiliki tanggung jawab untuk membawa kedamaian dan keselamatan kepada dunia, yang sangat terkait dengan misi kita untuk menyulut cinta dan damai.
Paus Fransiskus melalui Evangelii Gaudium (kegembiraan Injil) menekankan bahwa pentingnya “Kegembiraan Injil yang membawa kehidupan baru dan harapan” (EG. 1). Artikel ini menyebutkan bahwa Injil bukan hanya pesan untuk disampaikan, tetapi juga kebahagiaan yang harus dialami dan dibagikan kepada orang lain, dan mengundang mereka “Semua Orang untuk mengalami kegembiraan Injil” (EG. 9) dalam hidup ini, mengajak kita semua untuk membawa kedamaian dan solidaritas di tengah situasi yang penuh dengan ketidakadilan, kemiskinan, penindasan dan penderitaan ini, kita semua dipanggil untuk membawa kedamaian yang dipenuhi oleh cinta kasih Kristus dalam kehidupan ini.
Cinta mengajak kita semua untuk membawa perubahan nyata dalam dunia ini; karena “Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus” (lih. Fil 4:7). Sebab damai yang datang dari Tuhan adalah damai yang tidak tergantung pada keadaan dunia, melainkan adalah kedamaian batin yang datang dari hubungan kita dengan cinta Kristus. Cinta dan damai yang kita nyalakan dapat menjadi berkah bagi banyak orang, dan terus menghidupkan semangat persaudaran dalam membangun hidup bersama; demi nilai cinta kasih Kristus dalam hidup kita semua di dunia ini.