Majalah Gaiya

BUMI: SANG IBU KEHIDUPAN YANG HARUS KITA LINDUNGI

Bumi adalah ibu bagi kita manusia, karena daripadanya kita memperoleh kehidupan dan keselamatan. Ibu yang selalu memberikan kita kehidupan, untuk itu perlunya kita menjaga dan melindungi dan sebaliknya pula dia menjaga kita. Maka itu, perlunya menjaga, melindungi dan merawatnya dalam hidup ini, itulah tugas kita. Paus Fransiskus dalam ensiklik laudato Si artikel 67 menegaskan “Bumi sudah ada sebelum kita dan telah diberikan kepada kita” dalam konteks ini kita semua dipanggil dan diajak untuk memelihara bumi sebagai ibu kehidupan kita yang harus dijaga dan dilindungi oleh kita semua sebagai ibu bersama dalam hidup ini, sebagaiman ditegaskan juga melalui Laudato Si art 45 mengajak kita semua “Untuk melihat alam sebagai bagian dari ciptaan Tuhan yang harus dilindungi” dan dijaga dalam hidup kita.

Disamping itu berbagai masalah dan kerusakan alama serta lingkungan terus terjadi dimana-mana. Itu semua terjadi karena ulah dari sikap dan sifat manusia yang dipenuhi oleh kerakusan yang berlebihan demi kenikmatan sasat. Akibatnya banjir. tanah longsor, kerusakan alam dimana-mana, sehingga penderitaan hak ulayat terus meningkat secara langsung maupun tak langsung. lebih lanjut lagi hal diatas ditegaskan juga dalam Konsili Vatikan II melalui Gaudium Est Spes art.1 bahawa “Kegembiraan, harapan, duka dan kecemasan” terus dialami oleh pemilik rumahnya. Masalah ini terjadi karena ekonomi hidup manusia terus meningkat, sehingga alam menjadi bahan jualan demi memenuhi kebutuhan hidupnya, pada hal alam ini memberi kehidupan dan keselamatan. Oleh karena itu, aspek ini kita bisa melihat sendiri dibeberapa daerah di Indonesia, lebih khususnya ditanah Papua begitu banyak perusahaan besar maupun kecil masuk menghancurkan tatanan hidup manusia, akibatnya hutan dan alam sebagai rumah kita semakin hari-semakin dirusak dan tidak menampilkan keindahan hidupnya.

Melalui pembahasan diatas mengajak kita semua untuk terus-menerus memilihara, melindungi, menjaga, melestarikan, merawat dan mengawasinya sebagai mama kita bersama. Artinya bahwa kita membangun relasi timbal-balik antara kita manusia dan alam sebagai mama dan anaknya dalam hidup ini. Dengan demikian, tugas kita sebagai anak adalah menjaga, melindungi dan merawatnya dengan tulus hati. Oleh karena itu, daripada kita memperoleh kehidupan dan keselamatan bersamanya sebagai mama kehidupan bagi kita semua. Semua masalah kehidupan akan berjalan dengan baik, ketika kita membangun persaudaran dengan baik bersama alam. Alam sebagai dapur kehidupan kita yang selalu memberikan kita keselamatan secara total dan utuh.

Dibalik itu; kita semua dipanggil dan diajak untuk memiliki nilai-nilai yang sama di hadapan Allah yaitu nilai kehidupan dan keselamatan. Nilai-nilai kehidupan dan keselamatan akan tercapai ketika kita membangun persaudaran dan bersukacita bersama ibu kehidupan kita yaitu bumi. Hal ini ditegaskan melalui Katekismus Gereja Katolik juga “Keberadaan kita saja sudah memuji dan memuliakan-Nya” (KGK. No 2416), atas semua kebaikan dan kasih-Nya kepada kita bersama, sehingga semuanya ada hubungan timbal-balik antara satu dengan yang lain sebagai saudara. Dalam konteks ini, Paus Fransiskus mengutip dari mazmur (Mzr 136: 6) “Menghamparkan bumi diatas air! Kasih-Nya kekal!” (Ls art.72). Artinya bahwa kita semua dipanggil untuk memiliki kasih-Nya dalam hidup ini dengan bijaksana serta menyembah dan memuji ke-Agungan-Nya atas semua penciptaan yang Agung ini.

Tugas kita adalah melindungi, membersihkan, memperbaiki atau memperindah sesuatu yang menjadi milik semua orang (Ls. art 232), dalam hidup bersama alam sebagai mama dan rumah kita. Tujuanya utama dari ensiklik Laudato Si ini adalah “Untuk hidup bermartabat melalui pekerjaan” (Ls. art 128). Melalui artikel ini, kita semua diajak untuk bekerja mengolah alamnya sendiri dengan hati yang tulus dan bijaksana mengunakan dan memakai seperlunya sebagai sumber kehidupan kita. Sebab Allah menciptakan alam ini adalah untuk kita mengolah dan bekerja, itulah tujuan utama Allah menciptakan bumi dan menciptakan manusia, memanggil dan mengajak untuk menjaga, melindungi dan mengolahnya serta memakai seperlunya dalam hidup, bukan menjual atau merusaknya.

Oleh karena itu, hendaknya kita berlaku adil terhadap setiap peristiwa hidup ini dengan tulus dan ikhlas dipenuhi oleh kasih-Nya yang lembut, menjaga mama kita bersama sebagai saudara dalam Kristus. Bumi dan alam adalah mama kita bersama. Maka itu, marilah kita berjalan bersama sambil bernyanyi, bersukacita dan bersyukur atas semua yang ada di bumi ini; semuanya terjadi karena kasih-Nya kepada kita dan Dia memanggil dan mengajak kita semua sambil berkata, “Lihatlah, Aku menjadikan segala sesuatu baru” (Why 21: 5) bagi kita semua agar, saling peduli terhadap hidup bersama dengan alam sebagai mama kehidupan kita.

Penulis: Fr. Yuven Migani Belau

Keuskupan Timika
Author: Keuskupan Timika

Official WEB Keuskupan Timika di kelola oleh Komisi Komunikasi Sosial

Keuskupan Timika

Official WEB Keuskupan Timika di kelola oleh Komisi Komunikasi Sosial

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button