Majalah Gaiya

SEBUAH CATATAN TERINSPIRASI DARI WEBINAR STK “TOUYE PAAPAA” DEIYAI

Pengantar

Mempelajari sejarah Gereja berarti  mempelajari sejarah pewartaan Gereja. Upaya memperkenalkan para pemerhati dan orang beriman lainya dengan sejarah pewartaan Gereja  ditempuh dengan berbagai cara untuk menyusuri karya pewartaan Gereja mulai dari zaman para rasul sampai  dengan zaman kini. Menyusuri sejarah Gereja Katolik tidak dibatasi pada perkenalan sejarah yang terjadi pada daerah tertentu saja, melainkan ini bersifat umum dan menyeluruh.

Dalam konteks Papua, Para ahli waris dan saksi perjalanan misionaris sudah lama memperkenalkan fakta sejarah dalam bentuk lisan maupun tertulis di lima Keuskupan di Papua. Yang menjadi pertanyaan adalah Kapan menyusuri sejarah pewartaan Gereja katolik di Tanah Papua? Dimulai dimana? Siapa yang memulai yang bersifat umum dan menyeluruh? Pertanyaan-pertanyaan di atas sangat benar dan perlu dijawab oleh para imam maupun awam katolik dalam lima Keuskupan di Tanah Papua.

Webinar Pertama Sekolah Tinggi Katolik “Touye Paapa” (STK “TP”) Deiyai Keuskupan Timika

Sekolah Tinggi Katolik “Touye Paapaa” adalah kampus umat. Kampus ini didirikan atas kesepakatan Umat katolik, Umat Protestan, kelompok Bunani (agama asli), Pemerintah Kabupaten (Deiyai, Paniai dan Dogiyai) dan kaum intelektual bersama Tim Pastoral  (Dekenat Paniai, Tigi dan Kamuu Mapiya) serta almarhum Mgr. Yohanes Philipus Gaiyabi, Pr., pada Musyawarah Pastoral Mee (MUSME) IV yang diselenggarahkan di Paroki Segala Orang Kudus Diyai, pada tanggal, 13-21 Februari 2014, dengan tema “ Pendidikan”.

Berjalan bersama Kampus umat STK “Touye Paapaa”, Kampus ini telah menerbitkan buku yang berjudul “Ikhtisar Kronologis, SEJARAH GEREJA KATOLIK IRIAN BARAT, Jilid II.”[1] Dalam buku ini, Para misionaris telah memperkenalkan suka-duka dalam karya pewartaan Gereja Katolik di seluruh Tanah Papua.

Lembaga akademis ini menyadari bahwa di tengah keadaan tidak enak saat ini adalah baik dan berguna untuk menengok ke belakang, melihat pewartaan Gereja katolik, kesulitan-kesilutan yang diderita oleh para missionaris baik awam maupum rohaniwan, yang telah mendahului kita. Penulis dan para dosen STK “TP” setelah mempelajari buku ini merasa terharu atas pengorbanan-pengorbanan yang telah dipersembahkan kepada Tuhan oleh para missionaris kita di waktu yang silam.

Mengingat betapa berharganya jejak para missionaris, sehingga  para dosen STK “Touye Paapaa” melalui ketua bidang Lembaga Penjamin Mutu (LPM) Titus Pekei menginisiasi untuk memperkenalkan sejarah masuknya Agama Katolik  di Tanah Papua yang perlu ditelusuri sehingga dibuat seminar akademis ke I STK “TP” Keuskupan Timika, tertanggal 22  Mei 2021, mengenang Gereja Katolik hadir di Tanah papua yang ke 127, dengan tema: Sejauh mana? Umat dan Para Uskup mensikapi Sejarah Karya Misi katolik se region Papua!, seminar ke II, 22 Mei 2022, yang ke 128, seminar ke III, yang ke 129  dan seminar ke IV  22 Mei 2024, yang ke 130 tahun.

Pada HUT 130 tahun Gereja Katolik hadir di Tanah Papua,  Administrator Keuskupan Timika mengeluarkan surat resmi ke setiap paroki merayakan Misa Sykur.  Pada momen ini beberapa paroki dekenat tigi telah merayakan misa syukur. Di Paroki Kristus Kebangkitan Kita Damabagata (kedudukan kampus STK “TP”), Misa Syukur dipimpin langsung oleh Administrator Keuskupan Timika Pastor Marten Ekowaibi Kuayo, Pr. Di Paroki Segala Orang kudus Diyai misa syukur di pimpin oleh Pater deken Dekenat Tigi sekaligus Pastor paroki merangkap Dosen Pastoral STK “Touye Paapaa”.

Setelah Misa Syukur, tepat pukul 02.00 siang hingga pukukl 06.00 dilangsungkan Webinar STK Touye Paapaa. Tiga narasumber yang adalah dosen touye menyampaikan materinya yang berbeda. Materi pertama dan kedua dibidang karya pastoral pendidikan dan karya pastoral yang bersifat umum, sedangkan pemateri yang ketiga tentang garis besar sejarah.

Intisari dari webinar ialah revolusi pendidikan katolik di tanah papua, Gereja Katolik harus lahir kembali dan dalam pewartaan Gereja katolik awam bersama para imam harus berjalan bersama. Mengingat fakta sejarah Gereja Katolik di tanah Papua bahwa Awam dan para missionaris berjalan bersama merancang bangun seluruh karya pastoral Gereja.

Pewartaan gereja Katolik di Tanah Papua, tidak dapat dipisahkan dari situasi umat setempat. Maka untuk mempelajari Pewartaan para missionaris, sangat berguna mengetahui situasi pada waktu itu. “Pergantian situasi dan suasana, kemacetan dalam berbagai bidang, isu-isu yang merugikan Gereja katolik,  ketidakadilan  yang dirasakan, permusuhan antar golongan dan antar suku, kesepian dan kegagalan, ketegangan dan kekecewaan, semuanya itu mudah menimbulkan dalam diri kita rasa kecil hati”. (Takimai bertus, ikhtisar sejarah Gereja Irian Barat jilid II, hal, 13).

Kajian akademis yang digagas di kampus umat STK “TP” merupakan salah satu bentuk pewartaan Gereja, pelurusan fakta yang ada setua Gereja katolik di Tanah Papua. Pelurusan sejarah pewartaan Gereja katolik sebagai pelaksanaan tugas perutusan yang mereka terima dari Yesus sendiri. Yesus, Sabda yang menjadi manusia, mewartakan Kabar Gembira Kerajaan Allah yang menyelamatkan dan membebaskan kepada orang-orang disekitarnya melalui kata-kata, tindakan dan pribadinya. Terdorong oleh cinta Allah Bapa dan cintaNya sendiri kepada umat manusia, sebelum naik ke sorga Yesus mengutus para Rasul untuk melajutkan pewartaan kabar Gembira tersebut kepada semua bangsa di seluruh dunia.

Pelurusan sejarah Gereja di papua  merupakan sesuatu hal secara meriah dan resmi dikenang dan disyukuri. Pelurusan seperti ini selayaknya dilakukan  di tempat-tempat yang umum.

Kita bersyukur  kepada STK “Touye Paapaa”, yang telah mengadakan seminar mini pertama pelurusan Sejarah Pewartaan Gereja Katolik di tanah Papua. Patutlah kita syukuri tim Seminar dan loka karya Para Awam katolik dan Para Imam di seluruh tanah yang telah mewartakan pelurusan sejarah Gereja katolik di Waena Keuskupan Jayapura.

Kesimpulan

Dengan demikian, sehingga perjalanan Gereja berawal dari kisah sejarah dari saksi ahli waris menyebutkan penyebaran Agama Katolik pertama kali di kampung Sekru, Bonyum Fakfak, Irian Barat, Agama Katolik pertama dibawah oleh Pater Cornelis Le Cocq d’Armandville, SJ.

Kita bersyukur  kepada Tim  (Awam dan Imam) yang telah  secara bersama-sama merangcang mengadakan Seminar dan Loka karya di waena Keuskupan Jayapura.

Berdasarkan fakta sejarah, yang dikaji bersama tokoh agama Islam dan katolik maupun ahli waris dan saksi dinyatakan bahwa pewartaan Gereja katolik berawal di Kampung Sekru bukan di Merauke.

Puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah Bapa dan Putera-Nya Yesus Kristus, Pater Cornelis Le Cocq d’Armandville, SJ, atas Kuasa Roh Kudus sungguh hadir menginjakkan kakinya di Tanah Papua Kampung Sekru demi kepentingan Yesus Kristus Sang Gembala, Imam Agung. Hanya karena itulah atas nama Para Bapa Uskup di seluruh Tanah Papua yang diwakili oleh Uskup Keuskupan Manokwari-Sorong, Mgr. Datus Lega, Pr., dan Uskup Baru Keuskupan Jayapura, Mgr. Yanuarius Teofilus Matopai You, Pr. yang dikasikan oleh beberapa perwakilam Imam, Kaum Awam katolik, Para Panitia dan seluruh umat Katolik telah menetapkan dan meletakkan batu pertama, batu peradaban Gereja katolik Jilid IV di Kampung Sekru Tanah Papua.

Gereja dan Pendidikan Katolik berjalan bersama, tidak bisa dipisahkan. Gereja dan sekolah Katolik perdana di seluruh pelosok tanah Papua dibangun dalam satu tungku api, satu rumah multi fungsi. Ada ruang pastoran, ada ruang Misa, ada ruang kelas da nada ruang Guru (katekis). Semuanya ada dalam satu rumah dan mempunyai masing-masing fungsi dan peran. Para Imam dan Awam berjalan bersama dalam satu komando  merangcang bangun seluruh karya pastoral kita di setiap Keuskupan di seluruh Tanah Papua. Itulah landasan yang telah diletakkan oleh Yesus Kristus dan para Rasul. Atas dasar landasan itulah yang dibawah oleh Pater Cornelis Le Cocq d’Armandville, SJ dan Para Missionaris lainya. Menyadari dan mengakui bahwa pasti di setiap Keuskupan sudah dan sedang berjalan atas dasar lansadan tersebut, namun mengingat realitas saat ini, perlu kita menata ulang atau kata lainnya kita berjalan bersama Gereja lahir kembali dan Revolusi Pendidikan Para Imam bersama Awam.

Akhirnya saya menyampaikan selamat Hari Berdirinya Gereja katolik di Tanah Papua yang ke 130 tahun.

 

Parate Viam Domini

Salam dan Doaku: P. Damianus Y.AW. Adii, Pr

Pastoran Diyai, Bukit Bintang Pagouya

22 Mei 2024

 

[1] Takimai, Bertus Ikhtisar Kronologis SEJARAH GEREJA KATOLIK IRIAN BARAT JILID II. STK Touye Paapaa atas kerja Penerbit Aseni 2017.

Keuskupan Timika

Official WEB Keuskupan Timika di kelola oleh Komisi Komunikasi Sosial

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button