Misa Empat Puluh Hari Meninggalnya Pastor Yustinus H Rahangiar, Pr
Keuskupan Timika, 17 Oktober 2024
Ketua Unio Projo Keuskupan Timika, P. Dominikus Dulione Hodo Pr, memimpin Misa Kudus memperingati empat puluh hari kepergian P. Yustinus Rahangiar Pr, di Aula Transit Bobaigo. Para Imam yang menjadi Konselebran diantaranya; Pastor Yance Yogi Pr, pastor Andreas Madya SCJ, pastor Silvester dogomo Pr, Pastor Goesty Rumsori Pr, Pastor Yosep Bunai Pr, Pastor Angelo Lusi alias AL 13 Pr, Pastor Agus SJ, dan Pastor Damianus Adii Pr.
Kita berkumpul untuk mendoakan pastor Yustinus Rahangiar dalam suasana persaudaraan, sukacita dan kasih. Suasana perayaan menjadi penuh berkat karena seluruh Timpas bersama keluarga juga hadir ikut ambil bagian dalam perayaan Ekaristi Kudus tersebut. Kebaikan yang dilakukan dalam pelayanan kasih kepada sesama dilakukan oleh pastor Yustinus kepada sesama umatnya dan mengantar banyak orang kepada keselamatan, maka sebagai orang beriman, kita yakin dan percaya bahwa pastor Yustinus Rahangiar sudah berbahagia bersama para Kudus Allah di Surga.
Dalam kotbahnya P. Domi Dodo Pr.
Ada rupa – rupa pertanyaan yang muncul antara lain. Apakah kematian secara defenitif mengakhiri hidup ini ?Apakah semakin hari kita lebih dekat dengan ketiadaan ? Apakah ada kehidupan kekal setelah kematian ? Dan bagaimana kehidupan kekal itu? Jika ada kehidupan kekal di surga, siapa – siapa yang berada disana ? jika semua orang yang beriman apalagi yang percaya kepada Tuhan Yesus akan diselamatkan dan tinggal di surga, apakah surga itu tidak sesak?dan tentu ada pertanyaan – pertanyaan lain yang muncul jika kita merefleksikan eksistensi hidup dalam konfrontasi atau dipertentangkan dengan kematian. Saya dan tentu saudara – saudari bahkan semua orang menghadapi pertanyaan – pertanyaan itu terutama tampak kematian lebih mengancam seperti saat perang, genosait atau penyakit – penyakit seperti cofit 19. Atau lebih – lebih orang yang kita kasihi dan kita cintai meninggal dunia, seperti imam senior kita P. Yustinus Rahangiar.
Saudara saudari yang terkasih dalam Tuhan Kita Yesus Kristus, berbagai gerakan kaum religius merebaknya sekte – sekte kembalinya faham reinkarnasi yakni faham bahwa orang yang mati akan kembali atau lahir kembali dalam bentuk kehidupan lain. Menunjukan bahwa manusia zaman ini dihantui dengan pertanyaan – pertanyaan filosofis yang sama seperti tadi. Tetapi saudara saudari kita patut bersyukur bahwa seorang ahli yang bernama LOUIS LEAHY menjelaskan misteri kematian secara antropologis filosofis dengan pendekatan yang sekaligus bersifat historis, humanis dan kritis untuk membantu kita mengerti tentang misteri manusia dan kematian yang tidak terhindarkan.
Dengan memahami misteri kematian secara antropologis filosofis secara singkat dan gampang. Pertama-tama kita mengerti bahkan harus menerima bahwa manusia akan mati, maka kita juga diminta untuk mengerti tentang apa itu kematian. Kalau kita menerima bahwa ada kematian dan mengerti tentang kematian ( apalagi dalam iman), maka sepertinya misteri kematian akan habis terkikis bahkan hilang. Sehingga ketika kita ditanya apakah kematian masih merupakan misteri bagi anda? Jawabannya adalah TIDAK. Mengapa tidak ? Tidak, karena kita punya teologi pengharapan yang amat indah seperti dilukiskan oleh Rasul Paulus dalam suratnya yang pertama pada umat di Tesalonika. ” Baik yang hidup maupun yang mati akan diangkat ke awan menyongsong Tuhan di angkasa”. Begitu pula dalam Injil yang kita dengar tadi, ada doa Yesus dan harapan. Semua orang menjadi satu seperti bapa didalam dia dan didalam aku, supaya mereka semua ” orang- orang yang sudah mati dan kita semua yang masih hidup menjadi satu UT UNUM SINT itu doa Yesus menjadi satu didalam Kristus dan Bapanya disurga saat ini dan kelak.
Usai Misa Kudus dilanjutkan dengan sambutan singkat oleh Administrator Keuskupan Timika P. Marthen Kuayo. Dalam sambutanya beliau menjelaskan tentang kesetiaan seorang Pastor Yustinus Ranggiar selama berkarya di Keuskupan Timika.
Pastor Yustinus adalah seorang yang sangat setia dan taat kepada pimpinan. Beliau adalah seorang senior yang kemanapun dia pergi pasti akan memberitahu dan ijin kepada saya sebagai Administrator KeuskupanTimika. Ketaatan beliau menjadi peganggan bagi kami imam Projo Keuskupan Timika.
Semasa P. Yus bertugas dibeberapa tempat dan berpindah ke Timika sebagai Dekan di Tiga Raja. Beliau sebagai salah satu pencetus LPMI Badan Musyawarah dengan anggaran dana yang begitu besar, rapat di berbagai daerah yang 100% difasilitasi. Dan ketika Bapa Uskup memerintahkan P. Yus pindah ke Mapia, beliau memberi hormat dan langsung berangkat tanpa memikirkan kesenangan atau uang yang beliau nikmati di LPMI semasa tugasnya. P. Yus adalah seorang yang setia, taat, atas panggilan dan imamatnya. Beliau menjadi contoh dan teladan baik bagi para Imam muda di Keuskupan Timika yang jalan tanpa memberihatu alias kapal kayu.
Pastor Yustinus meninggalkan banyak kenangan, dan banyak karya pelayanan yang beliau cetuskan semasa bertugas dan berkarya di Keuskupan Timika.
KOMSOS