Majalah Gaiya

GEMBALA YANG BAIK ADALAH PEWARTA KEBENARAAN

Gembala yang baik adalah orang yang melaksanakan tugasnya sebagai motivator yang mengarahkan dan mendorong serta mewartakan karya keselamatan Allah dalam hidup bersama orang lain. Dan juga menjaga dan melindungi domba-domba dan hadir untuk berlaku adil. Maka itu hendaknya menjadi gembala berarti menjadi contoh dan teladan yang baik bagi domba-domba-Nya untuk mengikuti teladan hidupnya demi mencapai kekudusan hidup dalam diri Yesus Kristus. Oleh karena itu, Setiap kita diutus untuk mengikuti teladannya dan hadir untuk mewartakan nilai kebenaran Allah. Kebenaran yang dimaksud adalah kebenaran akan Allah yang memberikan kehidupan yang baru serta membuka jalan menuju keselamatan, berdasarkan pada pengalaman hidup untuk bersaksi tentang kebenaran Allah melalui karya pelayanannya.

Melalui Gereja Gembala menampilkan bahwa hakikat manusia adalah kesatuan tubuh dan jiwa yang hidup. Tubuh yang hidup merupakan ciptaan Tuhan dan akan dibangkitkan untuk memperoleh kehidupan yang baru menuju jalan keselamatannya. Maka itu, tugas gembala adalah menjaga, membimbing, mengarahkan, memotivasi, mendorong para domba-dombanya untuk mengubah gaya hidup ke jalan kebenaran-Nya, itulah tugas utama gembala melalui tugas Gerejanya. Tujuan utamanya adalah mengajak “Setiap manusia untuk mampu mencari dan menemukan kebenaran Allah melalui iman dan karunia Roh Kudus” (GS, art 14), dalam hidup karya sebagai alat kebenarannya.

Oleh karena itu, melalui Konsili Vatikan II Gaudium est Spes diatas mempertegaskan bahwa setiap manusia diajak untuk menemukan kebenaran Allah itu dalam hidup bersama Gembala dan domba untuk mencapai dan menjunjung tinggi nilai kebenaran Allah dalam hidup untuk mencapai kekudusan iman yang sejati. Itu semua terjadi jika gembala menuntun domba-dombanya untuk mengikuti nasehat-nasehat Injil dan ajaran-ajaran Gereja yang mengatur kehidupan bersama sebagai anak-anak Allah dalam hidup bersama.

Berdasarkan perikop Injil Yohanes (Bdk. Yoh 10:1-10), mengisahkan tentang “Gembala Yang Baik” adalah mereka yang diutus secara khusus untuk dapat menuntun, membimbing, mengarahkan dan mengajarkan domba-domba-Nya menuju pada jalan yang benar dan baik. Artinya bahwa Yesus adalah Gembala yang baik bagi kita yang selalu mengajarkan kita, untuk mencapi kehidupan yang baru. Maka itu, kita diajak untuk terus-menerus berjuang, memilihara dan merawat kehidupan bersama antara gembala dan domba-domba-nya dalam hidup bersama sebagai satu keluarga dalam terang iman yang kita hayati dan maknai dalam hidup yang bersumber pada kebenaraan iman Kristus sejati.

Kita semua adalah misionaris yang diingatkan untuk pergi mewartakan Kerajaan Allah. Perutusan dan pelayanannya menghendaki supaya kerajaan-Nya di bumi bisa berkembang dalam karya-karya dapat berkembang di bumi ini, berdasarkan konteks pewartaan yang manjadi dasar utama hidup bersama gembala dan domba-dombanya. Pada suatu kesempatan Paus Fransiskus melalui refleksinya di lapangan St. Petrus Vatikan mempertegaskan bahwa kita semua adalah utusan Allah untuk mewartakan kebenaran dan kasih-Nya dalam hidup bersama, sehingga “Bersukacita dari karunia-Nya itulah yang menjadikan setiap pengikut setiap murid menjadi misionaris, mereka yang berjalan dalam persekutuan dengan Tuhan Yesus yang belajar dari-Nya untuk mengorbankan diri mereka tanpa pamrih bagi orang lain” (Angelus, 7 juli 2019). Oleh karena itu, kita tidak boleh menunggu sampai kita sempurna untuk memberikan kesaksian tentang Yesus sebagai sumber kebenaran tetapi mulai dari hari ini, kita diajak untuk mewartakan kebenaran Allah itu dengan penuh setia dan bijaksana.

Pewarta menjadi gembala untuk bersaksi tentang kebenaran Allah sebagai saksi hidup. Kebenaran akan hidup dan berkembang ketika, setiap manusia berusaha untuk mencapai kekudusan dan kesempurnaan hidup dalam kasih Kristus yang penuh kasih. Dengan demikian setiap manusia diajak untuk membawa perubahan dalam mewartakan kebenaraan Allah dalam hidup sehari-hari dengan penuh setia bertanggung jawab atas karunia Allah itu dengan penuh rendah hati serta bijaksana sebagai pelaku kebenaran-Nya dalam hidup dengan ikhlas. Semua kehidupan akan bermakna ketika pewarta kebenaran tulus bersaksi tentang Tuhan Allah yang membuktikan bahwa kebenaran-Nya itu sungguh-sungguh hidup bersama setiap kita di bumi ini.

Artinya bahwa setiap kita perlunya belajar dan memahami setiap kebenaran Allah dalam hidup keluarga, komunitas, kelompok, lembaga dan lingkungan masyarakat dimana kita hidup bersama, sehingga kebenaran iman akan Allah itu terus dikembangkan berdasarkan dengan pengalaman hidup iman yang dimaknai dan dihayati sebagai sumber kebenarannya, agar potensi hidup pewartaan terus diasah dalam hidup untuk mencapai kebenaran iman yang sejati.

Berdasarkan kebenaran Allah itu menjadikan setiap kita sebagai Gembala yang baik bagi sesama. Maka itu; setiap kita diajak untuk “Bersukacitalah di dalam Tuhan” (Bdk.Flip 3:1a), bersukacita mewartakan kebenaran Allah itu dalam setiap hidup bersama dengan tekun. Perikop Injil diatas menegaskan bahwa Allah adalah sumber sukacita dan kasih yang selalu mencintai kita apa adanya sebagai suadara dan saudari-Nya, serta senantiasa mengundang setiap kita untuk mengalami dan merasakan kasih-Nya dalam hidup. Maka itu, per-Mazmur ayat 23 menegaskan bahwa “Gembala yang baik menuntun domba-domba-Nya ke air yang tenang dan menyegarkan jiwanya”.

Ketekunan iman akan terlaksana ketika disertai dengan ketulusan hati yang besar untuk memperjuangkan nilai kebenaran iman dalam hidup sebagai sumber utama berdasarkan pangalaman iman yang dimaknainya. Tujuan utamanya adalah bersaksi tentang kebenaran Allah itu dalam hidup pribadi maupun bersama dengan tulus ikhlas serta membuka diri untuk mencapai kesempurnaan hidup sebagaimana mestinya.

Akhir dari pembahasan diatas, setiap kita adalah pelaku kebenaran, sehingga tugas kita semua yaitu mewartakan kebenaran Allah itu dalam hidup kita masing-masing dengan mengutamakan nilai cinta kasih Allah itu dengan setia dan tekun. Artinya bahwa semuanya itu akan terjadi ketika “Gembala dan domba hidup bersama sebagai makluk yang mulia dari kodrat Allah di tengah-tengah ciptaan Allah yang lain”(Bdk. Mzm 8). Maka itu, marilah kita saling melayani dengan rendah hati, bijaksana, sukarela dan menjadi teladan yang baik bagi orang lain; sebagaimana Tuhan Allah sendiri sebagai Gembala Agung yang memberikan teladan hidup sempurna dalam hidup sehari-hari ini; dengan membuka mata hati kita untuk mewartakan kebenaraan Allah dan kasih-Nya dalam hidup kita secara tulu dan ikhlas.

Penulis : Fr. Yuven Migani Belau

Keuskupan Timika

Official WEB Keuskupan Timika di kelola oleh Komisi Komunikasi Sosial

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button