Majalah Gaiya

PUTRA ASMAT KETIGA MENJADI IMAM PROJO KEUSKUPAN JAYAPURA

KEUSKUPANTIMIKA.ORG – Pada Minggu, 23 November 2025, suasana Umat di Katedral Kristus Raja, Jayapura, dipenuhi sukacita dan doa syukur. Di hadapan umat, para orang tua, para imam, biarawan-biarawati, serta Uskup Jayapura, berlangsung sebuah momentum bersejarah: penahbisan RD. Yufensius Wabiaman Aituru, seorang putra daerah Asmat, sebagai imam Projo Keuskupan Jayapura. Ia menjadi imam ketiga asal Asmat yang ditahbiskan dalam sejarah Gereja lokal Papua.

Perayaan tahbisan ini dipimpin oleh Yang Mulia Mgr. Yanuarius Teofilus Matopai You, Pr, Uskup Jayapura. Dalam khotbahnya, Uskup menekankan bahwa panggilan imam bukan sekadar urusan pribadi, tetapi buah dari keluarga, Gereja lokal, budaya, dan rahmat Allah. Beliau menegaskan kembali harapan Gereja agar semakin banyak anak-anak Papua berani melangkah mengikuti suara panggilan Tuhan.

“Jika Tuhan membutuhkan, biarlah hati kita berkata: ‘Tuhan mau pakai…’,” demikian pesan yang selaras dengan motto tahbisan RD. Yufensius, yang diambil dari Injil Markus 11 dan paralelinya dalam Matius 21:3.

RD. Yufensius Wabiaman Aituru lahir di Aworket, Asmat, pada 7 Oktober 1995. Ia adalah anak pertama dari pasangan Yosep Yawai Aituru dan Yosefa Akan Keet sebuah keluarga sederhana yang hidup dekat dengan alam, budaya, dan iman yang dihidupi dalam tradisi Gereja Katolik di wilayah selatan Papua.

Sejak kecil Yufensius dikenal pendiam, tekun, dan mudah tergerak oleh pelayanan gereja. Dari altar kecil di kampung sampai mimpi yang perlahan tumbuh dalam hati, panggilan imamat bukan sesuatu yang datang tiba-tiba, tetapi sebuah perjalanan panjang penuh pendampingan, pencarian, dan pertumbuhan dalam iman.

Perjalanan Pendidikan Dan Pembinaan Imamat

Perjalanan menuju tahbisan imam dimulai dari pendidikan dasar di SD YPPK Hati Kudus Pirimapun (2000–2006), kemudian berlanjut ke SMP YPPK Santo Yohanes Pemandi Agats (2006-2009).

Minatnya pada panggilan imamat semakin terlihat ketika ia masuk Kelas Persiapan Pertama (KPP) di Seminari Menengah Santo Fransiskus Assisi, Waena (2009-2010). Setelah itu ia melanjutkan studi ke SMA YPPK Taruna Bakti, Waena (2010-2014).

  • Tahap-tahap pembinaan panggilan dijalani secara sistematis:
  • Masa Perkenalan (Maper) di Paroki Kristus Terang Dunia (2014–2015)
  • Tahun Orientasi Rohani (TOR) di Seminari Petrus Van Diepen Sorong (2015–2016)
  • Studi Filsafat–Teologi di STFT Fajar Timur Abepura (2016–2020)
  • Pelantikan Lektor & Akolit pada 12 Juni 2020
  • TOP (Tahun Orientasi Pastoral) di Paroki Roh Kudus, Mabilabol–Oksibil (2021–2022)
  • Studi Pascasarjana (S2) Teologi di STFT Fajar Timur (2022–2025)
  • Tahbisan Diakon pada 15 Juni 2025 di Seminari Menengah Waena
  • Setelah melewati seluruh tahapan pembinaan, Gereja akhirnya menegaskan dan menyambutnya sebagai Imam Projo Keuskupan Jayapura.

Makna Bagi Asmat Dan Gereja Papua

Penahbisan RD. Yufensius bukan hanya sebuah pencapaian pribadi. Bagi Asmat, ini adalah wujud nyata bahwa iman yang disemai para misionaris puluhan tahun lalu kini mulai berbuah dalam bentuk pemimpin rohani yang lahir dari tanah itu sendiri.

Bagi Keuskupan Jayapura dan Gereja Katolik di Papua, hadirnya imam baru  terutama imam putra daerah menjadi tanda harapan bagi masa depan pewartaan, pelayanan pastoral, dan pendampingan umat di wilayah yang penuh tantangan sosial, geografis, serta pastoral.

Gereja kini menempatkan RD. Yufensius sebagai pewarta, pembina, dan pelayan sakramen. Seperti moto tahbisannya, ia membuka langkah selanjutnya dengan sikap penyerahan diri:

“Tuhan mau pakai…”

(Mat. 21:3)

Ke depan, ia akan menjalani pelayanan pastoral di tengah umat, sambil terus belajar menjadi gembala yang rendah hati, kuat dalam doa, peka pada luka umat, dan teguh dalam kasih.

Dormom, Sebuah Ucapan Syukur

Dengan penuh rasa bangga dan syukur atas rahmat tahbisan ini, seluruh umat, terutama dari Asmat, menyampaikan doa:

Agar ia menjadi imam yang setia, kuat melayani, dan tetap membawa jiwa Asmat yang ulet, lembut, dan setia ke dalam tubuh Gereja.

Setiap perjalanan panggilan adalah kisah tentang manusia yang belajar mendengar bisikan Tuhan di tengah riuh dunia. Kisah RD. Yufensius adalah salah satu bukti bahwa suara itu masih terdengar dan masih dijawab. *** ELIAS AWEKIDABI GOBAY

Allo
Author: Allo

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button