Majalah Gaiya

PENTINGNYA MEMAHAMI SIAPA KEDUA PULUH EMPAT TUA-TUA DAN KEEMPAT BINATANG DALAM KITAB WAHYU 4:1-11

Oleh: Fr. Martinus Hakomala Gobai

Pengantar

Kitab Wahyu kepada Yohanes merupakan sebuah kitab yang dalam penulisan aslinya di alamtkan kepada tujuh jemaat Kristen di Asia. Itu jelas dalam 1;4 dimana kitab ini memulai sebagai surat biasa: “dari Yohanes kepada ketujuh jemaat yang di Asia-Kecil”. Kitab ini adalah satu helai surat besar kepada ketujuh jemaat tersebut dan berakhir dalam 22;21. Sama seperti Paulus yang mengakhiri surat-suratnya, yaitu dengan doa dan berkat. (“kasih karunia TuhanYesus menyertai kamu sekalian”).

Setelah membahas tentang alamat yang ditunjuhkan ini, maka berikut adalah kita akan melihat tentang Siapakah penulis Wahyu Yohanes? Kitab ini sendiri memberi suatu pegangan mengenai penulis: ia menyebut dirinya dengan nama Yohanes dalam1:1,4 dan 9 dan 22;8. Namun yang menjadi permasalahannya adalah apakah orang yang Bernama yohanes ini merupakan rasul dari murid Yesus, sedangkan nama yohanes banyak dan terdapat banyak pada orang-orang yang berketurunan Yahudi. Maka untuk menjelaskan ini perlu diketahui bahwa Nabi Yohanes penulis Kitab Wahyu, adalah orang yang sama dengan Rasul Yohanes, dipercayai oleh banyak tokoh-tokoh dalam gereja Kristen lama, misalnya Yustinus Martir (kira-kirah 150), Clemens dari Alexandria, Tertulianus dan Hipolitus. Mereka berpendapat bahwa rasul Yohanes bukan hanya menulis Injil Yohanes tetapi juga Kitab Wahyu. Dengan demikian itulah bentuk penulisan singkat tentang asal-usul dan juga, penulis dari kitab wahyu. Dan yang berikut ini pembahasan mengenai  “Keduapuluh empat tua-tua dan keempat binatang” 4;1-11.

Dalam teks ini membahas tentang sebuah penglihatan yang datang dari keduapuluh empat tua-tua. Sebagaimana mereka melihat adanya sebuah pintu yang terbuka di sorga dan suara bergemuruh seperti sangkakalah. Suara itu berbunyi demikian:” Naiklah kemari dan aku akan menunjukan kepadamu apa yang harus terjadi sesudah ini”. Setelah mendengar suara itu maka segera mereka dikuasai oleh roh lalu melihat ada seseorang yang duduk di atas tahta bagaikan permata yaspis dan permata sardis. Sekeliling tahta itu ada duapuluh empat tahta dan di tahta itu ada duduk duapuluh empat tua-tua yang memakai pakian putih dan mahkota dari emas di kepala mereka. Dari tahta itu keluar kilat dan bunyi guruh menderu, dan tujuh obor menyala-nyala dihadapan tahta itu: itulah ketujuh roh Allah. Ada pula dikatakan seekor mahkluk seperti singa, anak lembu, mahkluk bermuka manusia, dan burung nasar. Ini merupakan Gambaran atau sebuah simbol-simbol yang terdapat dalam kitab wahyu. Sebagaimana dalam teks 4;1-11 masih banyak simbol-simbol yang digunakan maka kami akan membahas pada bagian eksposisi teks.

Eksposisi Teks

Kedua puluh empat tua-tua dan keempat binatang

Kemudian dari pada itu   aku melihat: Sesungguhnya, sebuah pintu terbuka di sorga dan suara yang dahulu yang telah kudengar, berkata kepadaku seperti bunyi sangkakala, katanya: Naiklah kemari   dan Aku akan menunjukkan kepadamu apa yang harus terjadi sesudah ini.2 Segera aku dikuasai oleh Roh dan lihatlah, sebuah takhta terdiri di sorga, dan di takhta itu duduk Seorang.3 Dia yang duduk di takhta itu nampaknya bagaikan permata yaspis dan permata sardis; dan suatu pelangi  melingkungi takhta itu gilang-gemilang bagaikan zamrud   rupanya.4 Dan sekeliling takhta itu ada duapuluh empat takhta, dan di takhta-takhta itu duduk duapuluh empat tua-tuayang memakai pakaian putih dan mahkota emas di kepala mereka.5 Dan dari takhta itu keluar kilat dan bunyi guruh yang menderu, dan tujuh obor   menyala-nyala di hadapan takhta itu: itulah ketujuh Roh   Allah.6 Dan di hadapan takhta itu ada lautan kaca bagaikan kristal; ditengah-tengah takhta itu dan di sekelilingnya ada empat makhluk penuh dengan mata, di sebelah muka dan di sebelah belakang.7 Adapun makhluk yang pertama sama seperti singa, dan makhluk yang kedua sama seperti anak lembu, dan makhluk yang ketiga mempunyai muka seperti muka manusia, dan makhluk yang keempat sama seperti burung nasar   yang sedang terbang.8 Dan keempat makhluk   itu masing-masing bersayap enam, sekelilingnya dan di sebelah dalamnya penuh dengan mata, dan dengan tidak berhenti-hentinya mereka berseru siang dan malam:   “Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah, Yang Mahakuasa,  yang sudah ada dan yang ada dan yang akan datang.9 Dan setiap kali makhluk-makhluk itu mempersembahkan puji-pujian, dan hormat dan ucapan Syukur kepada Dia, yang duduk di atas takhta   itu dan yang hidup sampai selama-lamanya,10 maka tersungkurlah keduapuluh empat tua-tua itu   di hadapan Dia   yang duduk di atas takhta itu, dan mereka menyembah Dia yang hidup sampai selama-lamanya. Dan mereka melemparkan mahkotanya di hadapan takhta itu, sambil berkata:11 “Ya Tuhan dan Allah kami, Engkau layak menerima puji-pujian dan hormat dan kuasa; sebab Engkau telah menciptakan segala sesuatu; dan oleh karena kehendak-Mu semuanya itu ada dan diciptakan. [1]

Analisis Teks

Inilah merupakan komentar teks dari sesudah teks “kepada jemaat di Laudekia” dan sebelum teks “Kitab yang dimeterai dan Anak Domba”. Teks ini adalah “kedua puluh empat tua-tua dan keempat binatang.

  1. Diberitahukan suatu penglihatan yang baru dari Yohanes. Ia melihat sebuah pintu terbuka di sorga, ungkapan pintu terbuka dan sorga ini memiliki alasan sebagai ia telah dipilih secara khusus untuk melihat.. Dalam bagian kedua dari ayat 1 ini pula terdapat suara seperti bunyi sangkakala, namun tidak dapat dipastikan apakah itu suara Kristus atau suara malaikat. Namun dari suara itu tentu memiliki maksud sebagai pengajakan kepada yohanes untuk melihat kedalam.
  2. Ayat 2. Dalam ayat yang kedua ini diterangkan lagi lebih lanjut kepada yohanes: serempak dengan mendengar suara itu Yohanes dikuasai oleh roh kudus dan roh kudus itulah yang membuat ia sanggup untuk pengalaman yang luar biasa itu, yakni membuat perjalanan dengan jiwanya ke sorga, dan melihat ke dalam sorga.
  1. Ayat 3. Pada ayat yang ketiga ini sebenarnya ia mau mengambarkan tentang Allah namun karena sesuai kebiasaan orang Yahudi yang lebih suka menyebut nama allah dengan mengunakan istilah-istilah terang karena rasa hormat mereka pada Allah. Jaspis ( berlian), sardis (suatu batu permata yang merah), zambrud ( Pelangi yang memiliki satu warna hijau).
  2. Ayat 4. Pada ayat keempat ini menceritakan tentang keduapuluh empat tua-tua yang memakai jubah putih dan terdapat duapuluh empat tahta. Hal ini mengambarkan atau mengigatkan kita kembali tentang pakaian putih yang dikenakan oleh Yesus semasa bangkit dari kubur. Warna putih inilah yang selalu dikaitkan sebagai warna kemuliaan sorgawi. Duapuluh empattua-tua ini juga dianggap sebagai memiliki kesempurnaan dan kepenuhan. Selain itu angka duapuluh empat ini dalam tradisi Kristen, angka ini juga dihubungkan dengan jumlah jam dalam sehari, yang melambangkan kesempurnaan dan kekekalan.
  3. Ayat 5. Menunjuk pada sebuah ungkapan seperti “majestastremenda”. Juga terdapat suara guruh yang menderu (hali lintar, bunyi-bunyi, dan petir). Ada pula yohanes melihat tujuh obor dan tujuh roh Allah. Sama halnya dengan ayat keempat diatas, berdasarkan rasa hormat yang lebih pada Allah sehinga Yohanes tak mampu untuk menyebut itu adalah Allah. Melaikan ia mengambarkan dengan simbol tujuh obor dan roh dengan kepercayaan bahwa angka tujuh dalam tradisi seperti: penciptaan, sabat, pembersihan, kemenangan, pengampunan, kebahagiaan, kesempurnaan. Dalam tradisi Yahudi, angka tujuh dianggap sebagai angka yang suci dan memiliki makna yang dalam.
  4. Ayat 6. Bagian pertama, ayat ini menjelaskan tentang sebuah laut kaca bagaikan kristal yang memisahkan antara yohanes dan Allah. Hal ini tentu memberi pengertian bahwa dalam tulisan-tulisan apokaliptis orang yahudi. Sering kali terdapat usaha untuk memberikan ilmu mengenai ujung bumi, alam maut dan sorga. Sederhanya dapat dimengerti sebagai jarak antara manusia dan kemuliaan Allah dan hanya yohanes saja yang boleh melihat kemuliaan allah saja masih dipisahkan oleh allah melalui lautan. Bagian kedua, menceritakan tentang empat binatang yang dimengerti sebagai mengingatkan Yohanes tentang penciptaan Allah. Dan mata yang ada pada binatang-binatang itu sebagai pandangan yang tajam, mungkin dari bentuk mereka sebenarnya hanya ingin memperlihatkan kekayaan dalam bentuk ciptaan Allah.
  5. Ayat 7. Pada ayat tujuh ini mengambarkan kekuasaan dan kemuliaan Allah melalui binatang-binatang yang ada seperti. Singa (kekuatan dan keagungan), lembu (kesucian), manusia (kebijaksanaan), burung nasar (penglihatan yang tajam).
  6. Ayat 8. Pada ayat ini yang pertama, adalah mengambarkan tentang kesetiaan binatang-binatang ini yang memuji allah tiada henti-hentinya. Maksud dari allah menunjukan ini pada yohanes agar melihat betapa setianya mereka dari pada manusia yang allah ciptakan dan memberikan mereka kebebasan untuk menjaga ciptaan-Nya yang lain. Pada bagian kedua. Mereka menyebut Allah kudus, dalam hubungan ini tidaklah menyatakan kesempurnaan Allah secara ethnis, tetapi bahwa Allah adalah jauh lebih tinggi dari segala ciptaan-Nya.
  7. Ayat 9-11. Pada ayat dibahas bahwa setiap kali mahkluk itu memuji Allah maka tersungkurlah keduapuluh empat tua-tua itu, artikan sebagai tanda merendahkan diri dihadapan Allah. Dan bersuara Tuhan dan Allah kami, engkau layak menerima puji-pujian dan hormat dan kuasa; sebab engkau telah menciptakan segala sesuatu; dan oleh karena kehendak-Mu semuanya itu ada dan diciptakan. Pada bagian ayat ini telah menjelaskan bahwa yohanes tetap menyebut nama Allah karena hasil puji-pujian dari kedua puluh empat mahkluk itu.[2]

Pada zaman Yohanes, penyembahan kepada kaisar sebagai dewa atau yang ilahi merupakan suatu bentuk pemaksaan kepada masyarakat di daerah jajahannya, agar mereka tetap takluk kepada kaisar sebagai satu-satunya penguasa atas semua penduduk di daerah jajahannya itu. Itulah sebabnya, semua penduduk dalam seluruh daerah jajahan Romawi dipaksa menyembah kaisar sebagai yang ilahi.[3]

Pemaksaan ini bertentangan dengan iman Kristen, bahwa hanya Allah-lah satu-satunya Tuhan yang memerintah atas alam semesta, dan hanya Dia-lah yang patut dipuja dan disembah. Keilahian Allah sebagai satu-satunya Tuhan yang patut disembah terbukti dalam penglihatan Yohanes. Penglihatan di pasal ini membuktikan bahwa Allah adalah satu-satunya Tuhan yang duduk dalam kemuliaan di atas takhta-Nya, dan yang memerintah atas seluruh ciptaan di dalam alam semesta. Pemerintahan Allah itu tidak hanya berlangsung dari surga. Sebagai Tuhan dan Allah, Ia juga hadir di tengah-tengah pergumulan dan penderitaan umat-Nya. Kehadiran-Nya itu memberikan kekuatan bagi umat, bahwa Ia tidak meninggalkan mereka ditindas dan dianiaya. Ia hadir di tengah penderitaan mereka, dan mendengar keluh-kesah dan seruan doa mereka. Sebab Ia adalah Allah yang tetap setia terhadap perjanjianNya dengan umat-Nya. Oleh sebab itu, hanya Dia-lah yang patut dipuja dan disembah. Sebagai jemaat Tuhan, kita telah diikat oleh perjanjian dengan Allah karena penebusan Yesus Kristus Tuhan kita. Ikatan perjanjian itu memberikan jaminan bagi kita bahwa Ia tidak meninggalkan kita dalam perjuangan iman melawan penguasa-penguasa dunia yang menentang Allah dan umat-Nya. Perjanjian-Nya itu juga mengingatkan kita bahwa tidak boleh ada ilah-ilah lain buatan tangan manusia yang kita sembah, selain Allah. Sesuai firman-Nya: “Jangan ada padamu ilah lain di hadapan Ku” (bdk. Kel. 20:3-5). Sebab hanya Dia-lah yang patut dipuja dan disembah.

 Kebenaran Teologis

Dari kebenaran atau pesan teologis menekankan beberapa aspek penting mengenai Tuhan, ciptaan, dan respon umat manusia terhadap-Nya.

  1. Allah sebagai Pencipta yang Mahatinggi

Dalam Wahyu 4:1-1, kita dapat lihat dengan jelas bahwa Allah adalah Pencipta yang berhak untuk menerima segala pujian dan kemuliaan dari kita karena Ia adalah menciptakan segala sesuatu. “Engkau layak menerima pujian, ya Tuhan, Allah kami, karena Engkau telah menciptakan segala sesuatu; dan oleh karena kehendak-Mu semuanya ada dan diciptakan bagi kami.” Untuk itu pesan ini menegaskan bahwa dunia dan seluruh isinya ada karena kehendak Allah, dan segala sesuatu yang ada berasal dari-Nya. Oleh karena itu, segala kemuliaan dan penghormatan adalah milik-Nya.

  1. Kemuliaan Allah yang Tak Terlukiskan

Gambaran tentang takhta Allah yang penuh kemuliaan di Wahyu 4:2-3 menunjukkan bahwa Allah bersemayam di atas takhta yang teramat megah. Dalam pesan ini, tampak kemuliaan yang luar biasa, yang menggambarkan ketinggian dan kemegahan Allah yang tak terlukiskan oleh kata-kata manusia. Ini mengajarkan kita bahwa Allah jauh melampaui pemahaman manusia dan segala gambar atau penggambaran tentang-Nya hanyalah upaya terbatas untuk menangkap kemuliaan-Nya yang sesungguhnya.

  1. Pentingnya Penyembahan kepada Allah

Dalam pasal ini, para tua-tua dan makhluk hidup yang ada di sekitar takhta Allah menyembah dan memuji-Nya (Wahyu 4:9-11). Menyatakan kebesaran dan kekuasaan Allah yang tidak terbatas. Ini menegaskan bahwa penyembahan kepada Allah adalah panggilan utama umat manusia dan seluruh ciptaan. Allah layak disembah karena Dia adalah sumber dari segala yang ada, dan kita, sebagai ciptaan-Nya, memiliki kewajiban untuk member kemuliaan kepada-Nya.

  1. Tuhan yang tidak terbatas dalam Kemegahan dan Kekuasaan

Wahyu 4:5 menggambarkan adanya kilat dan guruh yang keluar dari takhta Allah, symbol dari kuasa-Nya yang menakutkan dan tidak terbatas. Ini mengingatkan umat manusia akan kuasa Allah yang luar biasa, yang tidak dapat dibanding atau ditandingi oleh siapa pun. Semua yang ada di dunia ini berada di bawah kekuasaan-Nya, dan tidak ada yang lebih besar dari Allah.

  1. Allah sebagai Pusat Segala Sesuatu

Dalam penglihatan ini, semua ciptaan, termasuk para tua-tua dan makhluk hidup, mengelilingi takhta Allah. Ini melambangkan kenyataan bahwa Allah adalah pusat dari seluruh ciptaan. Seluruh dunia, baik yang terlihat maupun yang tak terlihat, berpusat pada Allah dan bertujuan untuk memuliakan-Nya. Oleh karena itu, hidup kita juga harus berpusat pada Allah dan membawa kemuliaan kepada-Nya.

Kesimpulan

Dalam Wahyu 4:1-11, Yohanes menyaksikan takhta Allah yang luar biasa dan penuh kemuliaan disurga. Takhta Allah bersinar dengan cahaya yang menggambarkan kesucian dan kekuasaan-Nya yang tak terbatas. Di sekitar takhta terdapat empat makhluk hidup yang penuh mata, simbol dari penglihatan dan pengetahuan Allah yang sempurna, yang tidak henti-hentinya memuji Allah dengan berkata, “Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah, Yang Mahakuasa.” Makhluk-makhluk ini menggambarkan bahwa Allah adalah Tuhan yang Maha Suci dan Maha Kuasa.

Selain itu, ada dua puluh empat tua-tua yang duduk mengelilingi takhta, mengenakan pakaian putih dan mahkota emas. Mereka mewakili umat Allah dan simbol dari para pemimpin yang penuh hormat kepada Tuhan. Mereka melemparkan mahkota mereka di hadapan takhta Allah sebagai tanda penyerahan total kepada-Nya, menyadari bahwa segala kemuliaan dan kuasa adalah milik Allah semata.

Penyembahan dan pujian yang diberikan oleh makhluk-makhluk di sorga ini menggambarkan pengakuan akan kuasa Allah yang mutlak, keabadian-Nya, serta kesetiaan-Nya terhadap janji-janji-Nya. Wahyu 4:1-11 mengajarkan bahwa Allah sebagai Penguasa segala ciptaan layak disembah, dihormati, dan dipuji oleh semua makhluk. Segala kemuliaan, kuasa, dan kebesaran-Nya tak tergantikan, dan semua yang ada di surga dan bumi harus menyadari bahwa Allah adalah pusat dari segala sesuatu. Untuk itu, ini mengajak kita untuk menghormati dan menyembah Allah dengan hati yang penuh, mengakui bahwa Dia adalah Raja yang berdaulat atas segalanya.

Daftar Pustaka

Lembaga Alkitab Indonesia. 2018. Alkitab Deuterokanonika, Jakarta.

Heer Dee. 1983. Tafsiran Alkitab Wahyu Yohanes, Gunung Mulia.

Bakh Samuel. 2020. Menafsir dan Memberitakan Penyertaan Allah dalam  Perjuangan  Iman Umat”: BPK GunungMulia, Jakarta.

[1]Lembaga Alkitab Indonesia, AlkitabDeuterokanonika, Jakarta: Cet 2018.

[2]De Heer, TafsiranAlkitabWahyu YohanesI, GunungMulia: 1983, 66.

[3]Samuel Bakh, Menafsir dan MemberitakanPenyertaan Allah dalamPerjuangan Iman Umat: BPK GunungMulia, Jakarta, 2020, 112.

Keuskupan Timika

Official WEB Keuskupan Timika di kelola oleh Komisi Komunikasi Sosial

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button