Majalah Gaiya

PASTOR BENYAMIN MAGAI MINTA PEMERINTAH SEGERA SELESAIKAN KONFLIK DI KAPIRAYA: “JANGAN SAMPAI TERJADI PAPUA MAKAN PAPUA”

KEUSKUPANTIMIKA.ORG – Konflik horizontal kembali pecah antara kelompok masyarakat dari suku Mee dan suku Mimika Wee di wilayah sekitar Kapiraya mengakibatkan korban jiwa serta beberapa orang luka-luka yang telah dibawa ke rumah sakit. Insiden ini memicu keprihatinan mendalam berbagai pihak, termasuk tokoh Gereja.

Pastor Benyamin Magai, Pr menegaskan bahwa konflik tersebut harus segera diselesaikan secara serius oleh pihak berwenang agar tidak berkembang menjadi tragedi antarsesama orang Papua.

“Konflik suku Mee dan Mimika Wee di Kapiraya harus cepat diselesaikan oleh pihak berwenang. Jangan sampai menjadi PMP: Papua Makan Papua,” tegas Pastor Benyamin.

Konflik ini bukan hal baru. Beberapa tahun terakhir, perselisihan mengenai tapal batas wilayah adat dan klaim hak ulayat antara kedua suku telah memicu ketegangan berulang. Keberadaan potensi alam produktif di wilayah tersebut juga menjadi faktor yang memperkuat sengketa.

Sejumlah pihak, termasuk Gereja, pemerintah daerah, Majelis Rakyat Papua (MRP), dan lembaga adat pernah melakukan mediasi. Namun proses tersebut belum menghasilkan penyelesaian menyeluruh, sehingga konflik kembali muncul.

Pada 24 November 2025, bentrokan kembali terjadi antara kelompok masyarakat suku Mee dan suku Mimika Wee di sekitar Kapiraya. Peristiwa itu menyebabkan korban meninggal dunia serta korban luka-luka.

Kondisi ini menambah urgensi perlunya penanganan komprehensif dan cepat dari pemerintah serta para pemangku kepentingan.

Sebagai tokoh muda Papua yang peduli kemanusiaan, Pastor Benny meminta pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten terkait, MRP, DPRP, DPRD, para kepala suku, dan tokoh adat untuk segera turun tangan menyelesaikan konflik ini secara damai dan bermartabat.

“Tidak boleh lagi ada perang. Selesaikan dengan kepala dingin dan jalur dialog yang bermartabat,” katanya.

Ia menegaskan pentingnya menghadirkan ruang pertemuan langsung antara kedua suku agar mereka dapat menyampaikan persoalan secara terbuka dan mencari solusi yang adil.

Pastor Benyamin juga mengingatkan agar tidak melibatkan pihak ketiga yang berpotensi memperluas konflik.

Di akhir pesannya, Pastor Benyamin mengajak seluruh masyarakat Papua mengedepankan cara-cara yang manusiawi dan bermartabat dalam menyelesaikan masalah.

“Tuhan akan memberkati kita bila menyelesaikan masalah ini dengan cara yang bermartabat.” Tutupnya. *** P. BENNY MAGAI

Allo
Author: Allo

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button