DUA KODRAT YESUS KRISTUS: YESUS KRISTUS SUNGUH ALLAH DAN SUNGUH MANUSIA
Refleksi Kristologis, Paulus, Irenius dan Origenes
Pengantar
Memahami pribadi Yesus Kristus sungguh amat sulit. Meskipun demikian, Gereja katolik memberikan kontribusi besar dalam memberikan pemahaman mengenai pribadi Yesus Kristus sebagai pribadi Allah yang sungguh menjadi manusia dan terlibat dalam sejarah hidup manusia. Doktrin atas Teologi Kristologi dalam gereja katolik menjadi jawaban atas bagaimana memahami pribadi Yesus Kristus secara eksplisit. Dalam Teologi Kristologi ini penulis akan membahas secara eksplisit mengenai pribadi Yesus Kristus sebagai putra Allah dan putra manusia perfektif Paulus, Irenius dan Origenes.
Pemahaman dan pewartaan iman akan Yesus Kristus, pada abad-abad awal oleh Jemaat pertama dan bapa-bapa greja memiliki tantangan yang amat sulit. Tapi toh, dengan bimbigan Roh Kudus mereka dapat mewartakan pribadi Yesus Kristu yang memiliki dua kodrat. Peranan Paulus, irenius dan origenes dalam mewartakan iman akan Yesus Kristus memiliki tantangan yang berbeda-beda. Berikut ini merupakan beberapa aliran yang mengkritik secara tajam dan menolak akan tesis pribadi Yesus Kristus sebagai putra Allah yang satu dan sehakekat dengan Allah dan sekaligus sebagai manusia. Aliran-aliran tersebut berbau antropos dan kosmik Yunani kuno (aliran yang dipengaruhi oleh filsafat Yunani).
Aliran Doketisme (Doketisme (Yunani: dokeo yang berarti seolah-olah) merupakan bidaah yang mengajarkan bahwa kemanusiaan dan penderitaan Yesus hanya seolah-olah saja bukan hal yang real. Kristus hanya menggunakan tubuh insani sebagai penyamaran saja), Monofitisme (Monophysitisim (Yunani “satu kodrat”). Bidaah yang tidak mau menerima ajaran konsili kaslsedon (415) bahwa dalam Kristus ada “dua kodrat dalam satu pribadi”), Arianisme, (Arianisim merupakan bidaah yang didirikan oleh Arius dari Aleksandia (250-336). Bidaah ini mengajarkan bahwa “Putra Allah tidak selalu ada dan karena itu kodratnya tidak ilahi, melainkan hanya merupakan yang pertama dari antara makhluk ciptaan”. Bidah ini dikutuk dalam konsili Nikea (325)). dan Nestorianisme (Nestorianisme adalah bidaah yang dikembangkan oleh Nestorius, patriark Konstantinopel, yang mengajarkan bahwa Bunda Maria tidak tepat diberi gelar theotokos (Bunda Allah) karena tidak mungkin manusia mengandung dan melahirkan Allah. Ajaran ini walaupun berbicara tentang Maria tetapi berdampak Kristologis karena meragukan keilahian Kristus). Alasan demikianlah muncul dorongan terhadap bapa-bapa gereja untuk lebih menegaskan kembali tradisi gereja mengenai pribadi Yesus Kristus sebagai Putra Allah yang ilahi, satu, sehakekat dengan Allah dan sebagai pribadi manusia (Yesus kristus satu pribadi dan dua kodrat). Dalam tulisan ini penulis akan menjelaskan Kristologi Paulus, Irenius dan Origenes.
Kristologi Paulus
Rasul Paulus termasuk orang Yahudi dari kota tarsus. Ia adalah seorang ahli kitab orang Yahudi, sekarang kitab Perjanjian Lama. Rasul Paulus yang memiliki pendidikan yang tinggi mempengaruhi non Yahudi untuk memahami Kristus dalam dua kodrat. Meskipun Paulus memiliki tantangan dalam metode pewartaan, tapi toh dia dapat mendirikan jemat-jemat dalam dunia non Yahudi sebagai bukti keberhasilan dia dalam memperkenalkan pribadi Yesus yang empunyai dua kodrat.
Motede yang dipergunakan dalam memperkenalkan pribadi Yesus Kristus dalam dua kodrat memiliki aspek penting. Aspek komunikasi dan filsafat Platonic-Stoa menjadi metode penting untuk bagaimana Paulus mengadaptasikan pribadi Yesus dalam dunia Yunani. Jiwa dan tubuh (metafisik) dalam filsafat Platonik menjadi tolak ukur Paulus. Tubuh berada dalam realitas bayang-bayang sedangkan jiwa merupakan suatu realitas yang sesungguhnya. Untuk itu, Paulus memberikan pemahaman mengenai pribadi Yesus Kristus dalam sastra Yunani. Paulus menempatkan Yesus dengan Kristologinya ialah “Allah didalam Kristus” (Rom 5:8 dan 2Kor 5:19). Karena itu, Posisi kristologi Paulus memperlihatkan dua dimensi, Allah yang menjelma di dalam pribadi Yesus Kristus sebagai manusia.
Dimensi sengsara dan waafat Yesus Kristus memperlihatkan kodrat kemanusiaan sedangkan kebangkitan Kristus dari maut mempelihatkan kodrat Ke-Allahan-Nya. Paulus dalam menjelaskan eksistensi Pribadi Yesus Kristus memperlihatkan eksistensi-Nya yakni pra eksistensi dan eksistensi history;
“Tetapi setelah genap waktunya, maka Allah mengutus Anak-Nya, yang lahir dari seorang perempuan dan takluk kepada hukum taurat” (Gal 4:4). “Tentang Anak-Nya, yang menurut daging diperanakan dari keturunaan Daud, dan menurut Roh Kekudus dinyaatakan oleh kebangkitan-Nya dari antara orang mati, bahwa ia adalah anak Allah yang berkuasa, Yesus Kristus Tuhan kita”( Rom 1:3-4)
Kedua hal diatas memperlihatkan dua hal dalam posisi Yesus Kristus, yakni, eksistensi dan dua kodrat dalam satu pribadi. Paulus memberikan pemahaman eksistensi Yesus bahwa, Prbadi Yesus Kristus sudah ada bersama Bapa-Nya sebelum Ia menampakan diri dalam dunia. Keterlibatan Yesus dalam sejarah manusia merupakan pilihan bebas ke-Allah-Nya. Sedangkan dua kodrat dalam satu pribadi memperlihatkan bagaimana Allah yang tranensden menampakan diri-Nya melalui seorang perawan dalam sejarah hidup manusia. Dimensi Ke-Allahan Kristus bukan semata-mata ditampilkan ketika Yesus Kristus dibangkitkan oleh Bapa-Nya meskipun kebangkitan menjadi puncak dalam menampakan Ke-Allaha-Nya. Paulus mempertegas bahwa, dimensi ke-Ilahian-Nya berada sejak pra-historys-Nya. Benih dan kelahiran-Nya juga memperlihatkan peristiwa penting atas ke-Ilahian-Nya. “Tentang Anak-Nya, yang menurut daging diperanakan dari keturunaan Daud” (Rom 1:3) Menampilkan keilahian-Nya. Selain itu, dalam karya pelayanan-Nya seperti; Mujizat, claim mengenai Tuhan atas hari sabat, berhak atas pengampunan dosa, peristiwa pengingkarnasian diri dalam rupa roti anggur pada malam paska Yahudi dan berpuncak pada peristiwa kebangkitan-Nya. Oleh karena itu, peristiwa kebangkitan merupakan peristiwa Allah Bapa membenarkan atas diri Yesus Kristus sebagai Putra Alllah.
Kristologi Irenius
Irenius, uskup lyon di prancis (202 Menjadi lawan sistemaris terhadap gnosis). Irenius berasal dari Asia Depan dan seorang terpelajar. Kristolologi irenisus lahir dari keberhasilan dia dalaam mengumpulkan tradisi jemat-jemat perdana, para rasul termasuk Paulus. Ia mengunakan sumber tradisi yang di kisahkan dalam jemat-jemat perdana dan keempat injil snoptik. Kristologinya mengunakan sumber injil Yohan yang sedikit berbau filsafat Platonik-Stoa yakni; Logos atau Firman yang menjadi danging.
Irenius memahami pribadi Yesus Kristus mempunyai dua kodrat yakni kodrat ilahi: “Yesus Kristus adalah Firman Allah, logos dan Anak Allah yang sejak kekal ada. Menurut Irenius, logos itu layak disebut Anak Allah oleh Karena denganya segalah sesuatu di jadikan dan dipertahankan, sedangkan di atur oleh Roh Kudus. Seperti Anak bergantung pada ayah, demikian logos bergantung pada Allah. Irenius merumuskan kristologinya demikian, Firman Allah, Anak Allah yang kekal menjadi kita seperti kita seadanya supaya kita menjadi seperti Firman dan Anak Allah seadanya. Oleh karena itu, Kehadiran firman, logos dalam sejarah hidup maanusia melalui pribadi Yesus merupakan kehendak bebas Allah untuk mengalami nasib malang bersama manusia, manusia lama keturunan adam dan melalui peristiwa kebangkitan-Nya, firman menjadi prototype adam baru dan kita pun menjadi keturunan adam baru, Keturunan Yesus Kristus. Kita dilahirkan dan dibebaskan dari tirani dosa dan di persatukan didaalam pribadi Yesus Kristus.
Irenius Juga mempertegas kristologi dari dimensi penciptaan. Irenius memikirkan bahwa segalah sesuatu yang ada hanya terjadi melalui firman, logos dan dalam suatu waktu, logos hadir seperi manusia, logos menjai daging hadir seutunya dalam sejarah hidup manusia untuk memulikan, mengatur dan mempersatukan segalah yang ada. Dia ialah Tuhan. Karna itu, kehadiran logos dalam history manusia merupakan pengungkapan Allah sautuhnya, memperjelas eksistensi Logos agar dapat tepahami oleh umat manusia. Kehadiran logos yang menjadi daging melalaui pribadi Yesus Kristus merupakan pusat sentaral peranan Allah dalam mempersatukan, mengumpulkan didalam diri-Nya secara vertikal dan horizontal. Secara vertikal ia mempersatukan yang ilahi dengan manusia dan secara horizontal Ia mempersatukan didalam diri-Nya seluruh ciptaan dengan segenp sejarah dari awal sampai Akhir.
Kristolgi Oigenes
Pemahaman Kristologi Origenes di pengaruhi oleh Aliran filsafat mengenai Logos. Logos di ditempatkan pada posisi sentral untuk dapat disematkan dengan Pribadi Yesus Kristus oleh Origenes. Karena itu logos meruakan Pribadi Pra-eksistensi Yesus Kristus. Menurutnya; Kristus Kebijaksanaan(logos) Allah, kita tidak memandangnya seolah-olah tidak punya substansi, Anak tunggal Allah adalah kebijaksanaan (logos) yang berdiri sendiri secara substansial dan Allah Bapa tidak pernah Ada tanpa melahirkan kebijaksanaan (logos) itu, Allah senantiasa Bapa dari Anak Tunggalnya yang lahir daripada-Nya dan memperoleh diri-Nya, dari Dia tanpa adanya permulaan. Karena itu, Kebijaksanaan (logos) adalah awal tindakan Allah, dan dikatakan tercipta sejauh membentuk dan mengandung dalam diri-Nya jenis dan segalah makhluk.
Peranan kebijaksanan (logos) amat jelas, origenes menjelaskan bahwa segalah sesuau lahir dan menjadi ada hanya melalui kebijaksanaa (logos) yang sehakekat dengan Allah Bapa. Tanpa melalui kebijaksanaan Allah segalah yang ada tidak akan menjadi ada. Namun melalui kebijaksanan atau logos Allah segalah sesuatu menjadi ada. Dalam hubunganya dengan sejarah hidup manusia, logos juga mengambil peranan yang amat penting. Allah Bapa menggunakan jiwa manusia dengan badan agar kebijaksanan (logo) Allah dapat bersatu didalam kodrat manusia tanmpa menghilangkan keAllahan, kebijakansanan (logos) didalm kodrat manusia. Tujuannya agara manusia yang terpisa dengan Allah dalam sejarah hidupnya dapat kembali bersatu didalam peristiwa inkarnasi Allah dalam kodrat manusia. Karena itu, origenes memahami bahwa, Anak Tunggal Allah, yang adalah sabda dan kebijaksanaan Bapa yang dijadikan, mengosongkan Diri dan, dengan mengambil bentuk seorang hamba. Menjadi taat sampai mati untuk mengajarkan ketaatan kepada mereka yang tidak memperoleh keselamatan selain oleh ketaatan. Dengan demikian Anak Tunggal Allah menjadi Anak Allah yang adalah hidup, Sabda, Kebenaran, Jalan, Kebangkitan: semua kata yang bersangkuatan dengan Karya serta kekutan-Nya. Agar Jiwa manusia memperoleh kebenaran dan jalan, kebangkitan dan kehidupan didalam kebestauannya dengan Kebijaksanaan Allah.
Kesimpulan
Pewartaan pribadi Yesus Kristus dari ketiga tokoh gereja diatas berada dalam budaya Hellenis yang amat kuat. Berbagai tantangan yang amat sulit di lalauinya. Pengetahuan filsafat digunakan oleh ketiga tokoh diatas sebagai metode, alat dan jalan memahami kebenaran akan kodrat Yesus Kristus. Karena itu, Logos disemtakan dengan pribadi Yesus Kristus dalam menjunjukan para-eksistensi dari pribadi Yesus Kristus yang hadir dalam sejarah hidup manusia. Keberadaan Yesus Kristus dalam diri Allah Bapa menjadi awal dari segalah yang di jadikan. Logos yang keluar dari diri Allah merupakan Putra Tunggal Allah dan melaluinya segalah ciptaan di jadikan dan kehadiranya di dalam sejarah hidup manusia merupakan peranan kehendak bebas Allah untuk mempersatukan kembali seluruh ciptaan di dalam Allah yang pada mulanya, manusia terpisah bersama Allah oleh karena kejatuhan dalam dosa. Kehadiran Yesus Kristus dalam Sejarah hidup manusia merupakan tindakan kasih Allah untuk membebaskan manusia dari dosa agar manusua beersatu dengan di dalam Allah. Kehadiran Yesus Kristus menjadi adam baru bagi manusia dan manusia ambil bagian di dalam adam baru sehingga Dia menjadi prototype bagi manusia dan manusia terlibat di dalamnya.
Penulis: Fr Antonius Tebai Pr
Daftar Pustaka
C.Gronen. (1988). Sejarah Dogma Kritologi. Yogyakarta: Kanisius.
Gerald O’collins, & Edward G. Farrugia. (1996). Kamus Teologi. Yogyakarta: Kanisius.
Jakobs, T. (2000). Imanuel;Perubahan Dalam Perumusan Iman Akan Yesus Kristus. Yogyakarta: Kanisius .
Langkeru, F. G. (2022). Kristologi; Taktak Ajar. Abepura-Jaayapura: STFT Fajar Timur.




